Lumrah di Mekkah, Laki-Laki Salat Bercampur dengan Perempuan; Mengapa di Al Zaytun Jadi Soal?

Lumrah di Mekkah, Laki-Laki Salat Bercampur dengan Perempuan; Mengapa di Al Zaytun Jadi Soal?

Monique Rijkers, mengakui bahwa lagu "Shalom Aleichem" yang dinyanyikan oleh santri Al Zaytun dalam irama keroncong bukanlah ritual Yahudi, melainkan merupakan ajaran Yesus.-Foto: Disway-

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Zen Assegaf, dikenal dengan sebutan Habib Kribo, telah menyoroti kontroversi seputar salat di Ponpes Al Zaytun, di mana saf perempuan berada di posisi depan.
 
Menurutnya, di Mekkah pun salat bercampur antara laki-laki dan perempuan.
 
"Di Mekkah aja itu salat bercampur dengan perempuan," tegas dia, Rabu (2/8).
 
Dia menekankan bahwa masalah ini seharusnya diselesaikan melalui dialog dan tidak perlu diangkat ke ranah hukum.
 
Habib Kribo mengutip kata-kata Nabi yang menyatakan bahwa masalah ritual seharusnya tidak dikejar ke ranah hukum, melainkan harus diajarkan dengan bijaksana.
 
 
Nabi juga pernah melindungi semua agama melalui Piagam Madinah, sehingga masalah keimanan harus diajarkan dengan hikmah.
 
"Nabi tidak memaksa dalam keimanan," katanya.
 
Dia juga menyayangkan bahwa sejumlah pihak mencari-cari kesalahan Panji Gumilang dan Al Zaytun, termasuk mempersoalkan sertifikat dan galangan kapal.
 
Menurutnya, kasus Al-Zaytun telah menyimpang dari harapan awal dan digunakan untuk menyudutkan mereka sebagai radikal dan anti-Pancasila.
 
Panji Gumilang sebelumnya pernah berbicara mengenai salat berjarak di Al Zaytun dan mengatakan bahwa hal tersebut terkait dengan fikih sosial dan upaya untuk mengangkat martabat wanita yang selama ini terpinggirkan.
 
 
Dia mengklaim bahwa pandangan tersebut didasarkan pada Alquran dan bukan untuk menyesatkan.
 
(Perempuan dalam Islam) tidak pernah dikesampingkan, sejajar," tegas Panji Gumilang.
 
Namun, KH Ali Mustafa Yaqub dalam bukunya "Imam Perempuan" menjelaskan bahwa dalam agama Islam, salat memerlukan kekhusyukan saat bermunajat dengan Allah SWT.
 
Banyak hadis yang mengatur posisi perempuan dalam salat berjamaah dengan laki-laki, dan secara umum, posisi perempuan berada di belakang laki-laki tanpa ada tabir di antara mereka.
 
Beberapa masjid di Indonesia menggunakan tabir atau tirai sebagai pemisah antara laki-laki dan perempuan untuk menghindari ketidakkhusyukan dalam shalat.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: