Israel Bangun Pemukiman di Tepi Barat Palestina, AS Protes

Israel Bangun Pemukiman di Tepi Barat Palestina, AS Protes

Pertengkaran Israel dan [email protected] Channel

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Pemerintah Israel sayap kanan telah menyetujui rencana untuk membangun lebih dari 5.000 rumah baru di permukiman Yahudi di Tepi Barat.
 
Keputusan itu pun dinilai mengabaikan perintah Amerika Serikat dan memperburuk ketegangan dengan Palestina.
 
Keputusan tersebut disampaikan oleh media Israel dan menuai kecaman dari masyarakat internasional serta pihak Palestina.
 
Mereka menyebut pembangunan tersebut ilegal dan menghalangi perdamaian.
 
"Kami menegaskan bahwa semua penjajahan pemukim di seluruh wilayah Palestina yang diduduki adalah tidak sah dan ilegal," tegas Wassel Abu Yousef, seorang pejabat lokal Palestina.
 
 
Komite perencanaan Kementerian Pertahanan Israel, yang mengawasi pembangunan pemukiman, telah menyetujui sekitar 5.700 unit pemukiman baru.
 
Rincian lebih lanjut mengenai tahapan perencanaan dan waktu mulainya pembangunan belum diketahui.
 
Pemerintah Israel disorot karena telah menyetujui lebih dari 13.000 unit pemukiman tahun ini, hampir tiga kali lipat dari jumlah pada tahun sebelumnya.
 
Hal ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam persetujuan pembangunan pemukiman dalam satu tahun terakhir.
 
Pemerintahan Israel yang didominasi oleh politisi ultrareligius dan ultranasionalis yang pro pemukiman telah dikecam oleh Pemerintahan Biden.
 
 
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan keprihatinannya terhadap kebijakan permukiman Israel, menyebutnya sebagai "penghalang harapan di masa depan yang kita impikan".
 
Sementara AS mengkritik kebijakan Israel, tindakan yang diambil terhadap negara tersebut terbatas.
 
Pemerintahan AS belum mengundang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk berkunjung, yang merupakan praktik umum setelah pemilihan umum Israel.
 
Meskipun AS mengambil sedikit tindakan, mereka menegaskan bahwa mereka "sangat terganggu" oleh keputusan Israel untuk terus membangun pemukiman Yahudi.
 
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS menyatakan bahwa tindakan sepihak semacam itu membuat solusi dua negara semakin sulit dicapai.
 
 
"Amerika Serikat menentang tindakan sepihak seperti itu yang membuat solusi dua negara menjadi lebih sulit untuk dicapai," kata Matthew Miller, juru bicara Deplu AS.
 
Dalam menghadapi kritik dan ketidaksepakatan dengan AS, Menteri Kabinet Israel Issac Wasserlauf menyatakan keyakinannya bahwa aliansi dengan AS tetap akan bertahan.
 
Meskipun ada perbedaan pendapat, Israel mengklaim dapat menghadapinya seperti yang dilakukan di masa lalu.
 
"Saya kira kita masih akan menjalin aliansi dengan AS," ujar Issac.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: