Ukraina Perlahan-Lahan Pukul Mundur Pasukan Rusia

Ukraina Perlahan-Lahan Pukul Mundur Pasukan Rusia

Peta perebutan wilayah antara pasukan Ukraina dan pasukan Rusia di Bakhmut. --Twitter/@TheStudyofWar

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Di awal invasi, konvoi militer Rusia yang berjalan sejauh beberapa mil menjadi target yang mudah diserang oleh artileri dan pesawat nirawak (drone) Ukraina.
 
Upaya merebut Kiev yang gagal dianggap sebagai kesalahan besar dalam taktik mereka.
 
Ukraina juga berhasil menenggelamkan kapal jelajah Rusia, Moskva, yang merupakan kapal utama Armada Laut Hitam, hal ini sangat menghancurkan kebanggaan Rusia.
 
Rudal Ukraina menghantam gudang amunisi dan markas komando Rusia.
 
Pasukan Kremlin terpaksa mundur dari wilayah timur dan selatan Ukraina.
 
 
Meskipun mengalami kemunduran, Rusia masih menguasai sebagian besar wilayah Ukraina yang mereka rebut di awal invasi.
 
Bulan lalu, Rusia mengklaim merebut Kota Bakhmut setelah pertempuran yang paling mematikan dan berlangsung selama 15 bulan.
 
Namun, Rusia masih menghadapi kelemahan-kelemahan.
 
Moral pasukan Rusia menurun, pasokan amunisi terbatas, dan kurangnya koordinasi antar unit.
 
Perselisihan antara cabang militer dengan kontraktor militer Wagner Group juga memperburuk situasi ini.
 
 
Wagner Group telah mengerahkan puluhan ribu tentara bayaran mereka ke medan perang dan menjadi garda terdepan dalam pertempuran di Bakhmut.
 
Faktor utama yang membatasi kemampuan Rusia adalah keputusan mereka untuk tidak mengirim Angkatan Udara lebih dalam ke wilayah Ukraina setelah mengalami kerugian besar di awal perang.
 
Rusia gagal menghancurkan pertahanan udara Ukraina.
 
Saat ini, dengan bantuan pasokan senjata dari Barat ke Ukraina, semakin sulit bagi Rusia untuk mengekang pertahanan udara Ukraina.
 
Mantan Kepala Komando Pasukan Gabungan Angkatan Bersenjata Inggris, Sir Richard Barrons, menekankan pentingnya bagi pemimpin di Kiev untuk mencegah pesawat musuh masuk lebih jauh.
 
 
Dia mengatakan bahwa serangan balik oleh Rusia tidak boleh menjadi momen di mana Angkatan Udara Rusia mendapatkan kemampuan dan keberanian baru serta terlibat dalam pertempuran di seluruh Ukraina.
 
Pengamat militer Ukraina, Oleh Zhdanov, mencatat bahwa Rusia masih mempertahankan sejumlah pasukan dan senjata di berbagai wilayah Ukraina, meskipun mereka memiliki beberapa kelemahan.
 
Rusia juga menambah jumlah senjata era Perang Dingin dalam perang di Ukraina, termasuk tank yang diperbaiki dari tahun 1950-an.
 
"Tidak peduli tank apa yang mereka miliki, mereka memiliki ribuan," kata Zhdanov.
 
Ia menyebut bahwa Rusia banyak menggunakan tank-tank tersebut dalam posisi statis di garis pertahanan, termasuk di wilayah Zaporizhzhia.
 
 
Taktik ini terbukti efektif dalam bertahan.
 
Zhdanov mengakui bahwa Rusia berhasil mengenai gudang-gudang militer Ukraina dengan menggunakan agen-agen dan kolaborator dari Moskow.
 
Namun, ia berpendapat bahwa kerugian yang dialami negaranya masih dapat "ditoleransi."
 
Ia juga mengatakan bahwa Rusia semakin banyak menggunakan drone dan senjata elektronik untuk merusak drone Ukraina.
 
Zhdanov mengungkapkan bahwa Rusia telah berhenti menggunakan kelompok taktik berukuran batalion seperti yang mereka lakukan di awal perang.
 
 
Sekarang, Moskow cenderung menggunakan unit-unit tempur yang lebih kecil.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: