Anies Lagi-Lagi Kritik Kebijakan Subsidi Mobil Listrik

Anies Lagi-Lagi Kritik Kebijakan Subsidi Mobil Listrik

Jokowi sedang meninjau langsung mobil listrik Hyundai Ioniq 5--Biro Pers, Media dan Informasi Setpres

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Bakal calon presiden (Bacapres) dari Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP), Anies Baswedan, mengkritik pemberian subsidi untuk kendaraan listrik.
 
Anies menekankan agar pemerintah tidak memberikan subsidi kepada mereka yang sebenarnya tidak membutuhkannya, seperti pembeli mobil listrik.
 
Awalnya, Anies menyatakan bahwa subsidi untuk mobil listrik tidaklah diperlukan karena permintaannya sudah cukup tinggi, yang terbukti dari lamanya antrean pembelian mobil listrik saat ini.
 
Menurutnya, jika permintaan tinggi dan mobil listrik laris terjual, mengapa masih perlu memberikan subsidi.
 
Anies menganggap pasar telah menyerap hasil produksi dengan baik.
 
 
"Nah, mobil listrik ini permintaannya sudah cukup tinggi. Indikasinya apa? Indikasinya mau beli aja antre lama. Kalau mau beli langsung ada kan berarti memang enggak laku," ucap Anies, Sabtu (10/6).
 
Oleh karena itu, Anies menilai bahwa subsidi yang saat ini diberikan sebaiknya dialihkan untuk membangun sarana transportasi umum.
 
Menurutnya, memberikan subsidi pada kendaraan umum akan lebih tepat sasaran daripada memberikan subsidi kepada masyarakat yang mampu membeli mobil pribadi.
 
Anies juga menyoroti bahwa subsidi untuk mobil listrik saat ini dinikmati oleh pabrik dan pembeli mobil listrik yang memiliki kondisi ekonomi yang kuat, karena harga mobil listrik masih tinggi.
 
Ia mengusulkan untuk menerapkan konsep keadilan iklim yang terkait dengan isu lingkungan.
 
 
"Jadi kita harus membuat namanya climate justice, keadilan yang terkait dengan isu lingkungan. Jangan sampai kita malah memberikan subsidi kepada yang tidak perlu subsidi," tandasnya.
 
Hal itu, kata Anies, bertujuan agar subsidi hanya diberikan kepada mereka yang membutuhkannya, bukan pada mereka yang tidak memerlukan subsidi.
 
Anies berharap agar pemerintah dapat mengubah kebijakan subsidi menjadi subsidi untuk kendaraan umum.
 
Ia percaya bahwa tidak hanya Jakarta, tetapi juga kota-kota besar yang menjadi megapolitan harus memiliki sarana transportasi umum yang baik untuk memberikan mobilitas kepada warga tanpa menyebabkan kemacetan akibat kendaraan pribadi.
 
Itu bukanlah kali pertama Anies mengkritik kebijakan soal mobil listrik.
 
 
Pada awal Mei 2023, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut telah mengungkapkan hal yang sama.
 
Ia mengatakan bahwa tantangan lingkungan hidup yang dihadapi saat ini terutama soal polusi udara, bukanlah dengan memberikan subsidi pada mobil listrik.
 
"Solusi menghadapi masalah lingkungan hidup, apalagi soal polusi udara, bukanlah terletak di dalam subsidi untuk mobil listrik yang pemilik-pemilik mobil listriknya adalah mereka yang tidak membutuhkan subsidi," kata dia.
 
Anies menjelaskan bahwa emisi karbon mobil listrik per kapita per kilometer lebih tinggi daripada emisi karbon bus berbahan bakar minyak (BBM).
 
Hal itu disebabkan oleh kapasitas penumpang yang lebih banyak pada bus dibandingkan mobil pribadi.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: