Sensor Balon Mata-mata Cina Ditemukan Militer AS di Samudera Atlantis
Balon Mata-Mata China--
JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Militer Amerika Serikat menerangkan pihaknya telah menemukan barang elektronik penting termasuk sensor kunci yang mungkin digunakan untuk pengumpulan intelijen yang diduga dari balon mata-mata China. Balon tersebut dijatuhkan oleh jet tempur AS di lepas pantai South Carolina pada 4 Februari 2023.
Melansir Reuters 14 Februari, Komando Utara militer AS mengatakan Para kru berhasil menemukan puing-puing termasuk semua sensor prioritas dan potongan elektronik yang diidentifikasi serta sebagian besar struktur yang signifikan dari lokasi.
Sebelum Presiden Joe Biden memerintahkannya untuk ditembak jatuh, Beijing membantah Balon China yang diduga memiliki fungsi mata-mata. Balon tersebut sudah terbang selama seminggu di atas Amerika Serikat dan Kanada.
BACA JUGA:Sindir Kadrun Soal Rendang Babi, Abu Janda: Orang Cina Sama Bali Nggak Mabok Agama!
Situasi tersebut membuat hubungan antara Washington dan Beijing menjadi tegang. Hal itu juga yang menyebabkan penerbangan Antony Blinken, Menlu AS ke China tertunda.
Perkara ini menyebabkan tiga penembakan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam tiga hari antara Jumat dan Minggu. Militer AS juga turut menjelajahi langit untuk mencari objek lain yang tidak ditangkap oleh radar.
Pemerintahan Presiden Joe Biden dan Militer AS telah mengakui banyak hal tentang objek asing terbaru yang statusnya masih belum diketahui. Pihak pemerintahan dan Militer AS juga masih memastikan terkait bagaimana balon tersebut bertahan di udara, siapa yang membangunnya, dan apakah mereka mungkin telah mengumpulkan data intelijen.
Lloyd Austin, Menteri Pertahanan AS pada hari kemarin berusaha menenangkan warganya, terkait risiko yang ditimbulkan oleh benda tak dikenal tersebut.
BACA JUGA:Aktor China Hu Ge Ternyata Sudah Menikah, Bahkan Kini Memiliki Anak Lho!
"Benda-benda ini tidak menimbulkan ancaman militer bagi siapa pun di lapangan, Saya sudah meyakinkan orang Amerika terkait hal tersebut," kata Austin saat ia mendarat di Brussels untuk pertemuan NATO.
"Namun, mereka menimbulkan risiko bagi penerbangan sipil dan berpotensi menjadi ancaman pengumpulan intelijen," tambahnya.
"Menargetkan objek terbaru lebih sulit daripada menembak jatuh balon mata-mata China, mengingat ukurannya yang lebih kecil dan kurangnya tanda radar tradisional pada objek tersebut." Kata Militer AS, Selasa (14/2/2023)
Penembakan terbaru terhadap objek tak dikenal pada Hari Minggu oleh jet tempur F-16 menggunakan dua rudal sidewinder menjadi salah satu contoh kesulitan. Hal ini disampaikan seorang pejabat AS yang tidak menyebutkan namanya setelah salah satu tembakan tersebut gagal mengenai sasaran.
BACA JUGA:Festival Pasar Musik: Dari Ngerock, Galau, Sampai Religi Semua Ada!
Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News
Sumber: