Kenali Stunting, Apa yang Harus Orang Tua Lakukan Demi Cegah Efek Buruk Pada Bayi.
Kasus stunting banyak diderita pada bayi. Pemerintah baik pusat maupun daerah terus lakukan pemeriksaan kesehatan bayi--Gambar prenagen.com
JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Stunting adalah kondisi dimana anak balita mengalami kekurangan baik secara tinggi badan maupun berat badan.
Menurut WHO (World Health Organization) stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai.
Seorang anak didefinisikan sebagai stunting jika tinggi badan menurut usianya lebih dari dua standar deviasi, di bawah ketetapan Standar Pertumbuhan Anak WHO. Artinya anak yang kurus dan pendek diduga alami stunting Penyebab stunting menurut Ikatan Dokter Indonesia adalah sebagai berikut:
BACA JUGA:Heru Budi Ajak Menkes Budi Gunadi Sadikin Bahas Penanganan Stunting di DKI Jakarta
Pertama, faktor lingkungan. Hal ini tentunya merupakan salah satu penyebab dimana anak yang baru lahir mengalami kondisi stunting dikarenakan lingkungannya yang buruk.
Akan tetapi faktor ini tidak bisa serta merta dibebankan sepenuhnya karena sang ibu. Oleh karena itu dokter memberi penekanan kepada sang ayah agar juga memperhatikan gizi ibu bayi.
Pola pemberian makan kepada anak juga harus dipertahankan gizinya. Tidak hanya berdasar pada rasa enak atau tidaknya, tetapi gizi dan kebersihan lingkungan juga menjadi perhatian penting yang harus diperhatikan sehingga anak terhindar dari infeksi.
Faktor kedua anak menderita stunting adalah faktor genetik dan hormonal. Anak merupakan makhluk tak berdaya yang selalu berpangku tangan pada kedua orang tuanya. Oleh karenanya peran ibu dan ayah sangat signifikan dalam tumbuh kembang anak.
BACA JUGA:Berat Badan Anak Tak Sepadan, Awas Itu Tanda Awal Stunting Mom
Menurut laporan yang kami kutip dari situs Kementerian Keuangan, bahwa dampak stunting dibagi menjadi dua, yakni ada dampak jangka panjang dan juga ada jangka pendek.
Jangka pendek kejadian stunting yaitu terganggunya perkembangan otak, pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan gangguan metabolisme pada tubuh. Sedangkan untuk jangka panjangnya yaitu mudah sakit, munculnya penyakit diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah, kegemukan, kanker, stroke, disabilitas pada usia tua, dan kualitas kerja yang kurang baik sehingga membuat produktivitas menjadi rendah. Tentu hal ini sangat tidak kita inginkan terjadi.
Jumlah kasus stunting pada anak sebagaimana dilaporkan mencapai 110 ribu untuk wilayah DKI saja. Namun angka ini belum merupakan data pasti bahwa 110 ribu bayi tersebut menderita stunting. Melainkan jumlah tersebut merupakan angka perkiraan dimana pihak pemerintah masih harus mendekati dan meneliti 110 ribu anak tersebut karena diduga berpotensi stunting.
Sampai berita ini diturunkan pihak pemerintah baik dari tingkat Kota, Provinsi, tingkat Kecamatan maupun sampai tingkat Kelurahan masih terus melakukan penelitian dengan melakukan turba atau turun ke bawah memeriksa keadaan. Baik melalui kerjasama bersama Puskesmas Kecamatan dengan melakukan program penimbangan ulang berat badan dan tinggi badan pada bayi. Maupun dengan berkunjung langsung ke keluarga diduga alami miskin ekstrem.
Temukan konten postingnews.id menarik lainnya di Google News
- Tag
- Share
-