Diresmikan Gibran Oktober Lalu, Ladang Jagung di Tigaraksa Kini Lebih Banyak Rumput

Diresmikan Gibran Oktober Lalu, Ladang Jagung di Tigaraksa Kini Lebih Banyak Rumput

Ladang jagung program ketahanan pangan di Tigaraksa yang diresmikan Oktober 2025 kini dipenuhi rumput liar dan minim perawatan.-Foto: Kompas-

Selain karakter tanah, cuaca juga ikut memengaruhi. Curah hujan tinggi dalam beberapa waktu terakhir memicu erosi dan menghanyutkan sebagian unsur hara serta pupuk yang telah diaplikasikan.

BACA JUGA:Fakta Baru Pembunuhan Ibu Rumah Tangga di Serang, Polisi Temukan Puluhan Luka Tusukan!

“Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan tanaman belum seragam. Sebagian tanaman tumbuh pendek dan ukuran tongkol masih relatif kecil serta tidak merata,” jelasnya.

Meski begitu, Indra menegaskan kondisi tersebut tidak bisa langsung disebut sebagai kegagalan program. Ia menyatakan budidaya jagung ini tidak berhenti pada satu siklus tanam.

“Program budidaya jagung ini tidak berhenti pada satu siklus tanam,” ujarnya.

Sebagai langkah lanjutan, pihak kepolisian bersama mitra telah menyiapkan sejumlah perbaikan. Di antaranya penataan ulang lahan dengan membagi area tanam menjadi dua blok utama, masing-masing seluas sekitar 10 hektare. Sistem drainase juga akan dibangun untuk mengatasi genangan dan erosi.

Tak hanya itu, rencana pembangunan embung sebagai sarana pengelolaan air turut disiapkan. Kandang ternak terintegrasi juga akan dibangun untuk mendukung sistem pertanian terpadu.

“Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara, dan mendukung produktivitas tanaman pada fase tanam berikutnya,” kata Indra.

Di atas kertas, evaluasi dan perbaikan terus berjalan. Namun di lapangan, ladang jagung di Bantarpanjang hari itu lebih dulu berubah menjadi ladang rumput. Sebuah potret jarak antara janji ketahanan pangan dan kenyataan yang masih mencari bentuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Share

Berita Terkait