JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di saat anjloknya harga minyak dunia mendapat kritikan keras dari Rizal Ramli.
Pemerintah, kata Rizal Ramli, selalu mencari cara yang gampang, seperti menambah utang dan menaikkan harga. Cara-cara itu, kata Rizal, malah membuat rakyat susah.
Dikutip dari fin.co.id, Rizal Ramli pada Sabtu (3/9/2022) mengatakan, di saat negara lain menurunkan harga BBM, Indonesia malah menaikkannya.
Ekonom senior itu menambahkan, pemerintah seharusnya tidak perlu menaikkan harga BBM, karena hanya akan membuat rakyat sengsara.
BACA JUGA:Update Terbaru Harga BBM Pertamina Hingga Shell Hari Ini
Menurut Rizal, pemerintah seharusnya menghentikan pengeluaran yang tidak perlu, seperti proyek ibukota negara baru di Kalimantan.
Mantan Menko Perekonomian di era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu juga menyoroti kenaikan anggaran Mahkamah Konstitusi (MK) hingga empat kali lipat.
Seharusnya, kata Rizal, pemerintah mengurangi pengeluaran lembaga-lembaga negara, terutama yang kinerjanya tidak bagus.
+++++
Lebih lanjut, Rizal Ramli mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa memerintahkan Komisaris dan Direksi Pertamina untuk memotong ineffesiensi Pertamina dan PLN sebesar 20 persen.
Menurut Rizal, itu bukan hal yang sulit asal mereka bersih dan profesional, bukan titipan politik dan utang budi Jokowi (Ahok). Kalau itu dilakukan, Rizal menegaskan tidak perlu BBM naik.
Cara lain yang bisa ditempuh pemerintah agar tidak menaikkan BBM adalah fokus mengurangi cicilan bunga dan pokok utang, yang tahun ini mencapai Rp 805 triliun. Jumlah tersebut, sepertiga dari APBN.
Dikatakan Rizal, jika dilakukan debt-swap, termasuk debt-to-nature swap, cicilan bisa berkurang seperempatnya atau sebesar Rp 200 triliun.
BACA JUGA:Terungkap, Ini Biang Kerok yang Bikin Harga Telur Ayam Mahal
Saat ini inflasi sebesar 5 persen, namun inflasi makanan sudah mencapai 11,5 persen. Dikatakan Rizal, rakyat betul-betul sedang susah, namun pemerintah malah tega menaikkan harga BBM.
Rizal Ramli mengatakan, pasca pandemi Covid-19 ini ekonomi rakyat sebenarnya mulai membaik, tapi sekarang malah dihantam kenaikan BBM.
Dia menilai, kenaikan harga BBM sebenarnya bisa ditunda karena harga minyak mentah dunia sudah mulai turun. Harga minyak mentah dunia memang pernah naik sampai 120 dollar AS per barrel.
+++++
Namun, kata Rizal, sudah kembali turun ke 89 dollar AS per barrel. Trend harga turun, ngapain BBM dalam negri naik? Kecuali untuk menutup ineffesiensi Pertamina.
"Esensinya sederhana, pemerintahan Jokowi tidak kreatif dan tidak berpihak pada rakyat. Bisanya hanya ‘nambah utang mahal’ dan ‘naikkan harga’ yang bikin susah rakyat. Padahal ada cara lain, tidak perlu naikkan BBM. Ndak kreatif, tapi songong pula. Jokowi wis, cukup sudah,” ujar Rizal.