Sandiaga Uno Sebut Tidak Ada Pembatalan Kenaikan Tiket Masuk Taman Nasional Komodo

Minggu 07-08-2022,13:45 WIB
Reporter : Ferdiyal
Editor : Ferdiyal

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Pemberlakuan kenaikan biaya kunjungan berwisata ke Taman Nasional (TN) Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar Rp 3,75 juta per orang selama setahun hingga saat ini belum ada pembatakan maupun penundaan.

Hal ini disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno usai mengikuti kegiatan gowes PHRI biketour 2022 di Kota Bogor, Sabtu (6/8/2022) pagi.

Sandi menegaakan tidak ada penundaan atau pembatalan. Yang ada, kata Sandi, adalah bagaimana menata agar informasi bisa dicerna dan dimengerti oleh para wisatawan dan pelaku pariwisata di Labuan Bajo dan NTT.

Kementerian Parekraf, lanjut Sandi, juga telah berkoordinasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) guna menindaklanjuti komunikasi publik yang lebih baik melalui sosialisasi dan edukasi tentang upaya konservasi dan pemulihan ekonomi secara beriringan di Pulau Komodo dan Labuan Bajo.

BACA JUGA:Tak Perlu ke Salon, ini Cara agar Saat Bangun Pagi Wajah Tetap Cerah

Dikatakannya lagi, Kemenparekraf juga akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait, serta dengan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten setempat.

Sandi mengatakan, hal ini sesuai dengan perintah Presiden Jokowi untuk memantau situasi kondustif, aman, nyaman, menyenangkan bagi para wisatawan dan pelaku ekonomi kreatif.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu menambahkan, kenaikan tarif masuk Taman Nasional Komodo jangan sampai menimbulkan gejolak yang dapat merusak narasi kebangkitan pariwisata kita.

"Terbukti, ekonomi kita bangkit karena pariwisata bisa menyentuh 10 persen," kata Sandi seperti dikutip dari fin.co.id.

+++++



Sandi juga mengimbau, jangan sampai narasi positif mengenai pertumbuhan ekonomi yang selama ini dibangun. Perekonomian Indonesia di sektor pariwisata menurut peringkat yang dirilis Travel and Tourism Development Index 2021 yang diterbitkan Mei 2022, sudah bisa melampaui Thailand di posisi 32 dari 117 negara di dunia.

"Kita sudah sukses menjadi negara yang menangani pandemi ini, jangan sampai tercoreng karena ketidakpahaman terhadap kebijakan konservasi dan ekonomi secara beriringan," kata dia.

Pada Senin (11/7/2022) lalu, Sandiaga Uno menyatakan biaya kunjungan berwisata ke Taman Nasional (TN) Komodo di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar Rp 3,75 juta per orang selama setahun untuk biaya keseluruhan konservasi destinasi tersebut.

Biaya itu hanya berlaku di Pulau Komodo, Pulau Padar, dan beberapa kawasan perairan sekitarnya.

BACA JUGA:Berikan Anak-anak Makanan ini Setiap Hari untuk Kesehatan Mata sang Buah Hati

Menparekraf menyatakan pemerintah fokus mengembangkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan yang bakal memberikan manfaat dari segi ekonomi maupun segi pelestarian lingkungan.

Namun, pada Sabtu (30/7/2022), Koordinator Pelaku Wisata dan Individu Pelaku Wisata Kabupaten Manggarai Barat Rafael Taher menyebut asosiasi pelaku wisata di kabupaten Manggarai Barat sepakat untuk menghentikan semua jenis pelayanan jasa pariwisata di Kepulauan Taman Nasional dan di seluruh destinasi wisata di Manggarai Barat mulai 1-31 Agustus 2022.

Para pelaku wisata tersebut terdiri dari pemilik kapal wisata, penyedia jasa transportasi darat, pemilik restoran dan hotel, fotografer, pemandu wisata hingga pelaku usaha kuliner.

+++++



Aksi tersebut adalah bentuk protes penolakan pelaku pariwisata di Manggarai Barat terkait kebijakan kenaikan harga tarif masuk Taman Nasional Komodo oleh pemerintah provinsi NTT. Asosiasi juga menilai PT Flobamor Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik pemerintah NTT sangat memonopoli sektor pariwisata di Manggarai Barat.

Menanggapi itu, pada Kamis (4/8), Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah akan mengevaluasi harga tiket masuk Pulau Komodo yang mencapai Rp3,75 juta per orang mulai 1 Agustus 2022 terkait aksi mogok Asosiasi Pelaku Wisata dan Individu pelaku wisata Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.

Airlangga menyampaikan pemerintah juga masih harus mempertimbangkan pembatasan wisatawan yang akan berkunjung ke salah satu Destinasi Super Prioritas di Indonesia itu.

Kategori :