Hal senada disampaikan Sutari (45) warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak, mengatakan ia mendukung aksi mogok yang dilakukan perajin tahu tempe agar mendapatkan perhatian pemerintah karena hingga saat ini harga kedelai masih tinggi.
Bahkan, hampir setiap hari harga kedelai impor di pasaran melonjak, sehingga perajin tempe terancam bangkrut.
"Kami sendiri kini berjualan tempe merugi akibat tingginya harga kedelai," lanjutnya.
+++++
Sementara itu, Ketua Perajin Tahu Tempe Kabupaten Lebak Liri (60) mengatakan sekitar 450 perajin tahu tempe di daerah ini menghentikan kegiatan produksi selama tiga hari ke depan mulai 21 sampai 23 Februari 2022.
Tuntutan para perajin tahu tempe agar harga kedelai kembali normal, sehingga produksi berjalan dan bisa meraup keuntungan.
"Kami minta harga kedelai diberikan subsidi oleh pemerintah seperti tahun 1980-an itu, " katanya.