POSTINGNEWS.ID - Transisi kepemimpinan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pasca wafatnya Sunan Paku Buwono XIII kini menjadi perhatian masyarakat Jawa dan nasional.
Banyak pihak berharap proses ini berlangsung damai, kondusif, dan menjadi teladan bagi penyelesaian suksesi adat di era modern.
Sejarawan Solo, Heri Priyatmoko, menjelaskan setidaknya ada tiga unsur penting yang perlu dirangkul dalam proses penentuan raja baru.
BACA JUGA:Pakaian Impor Dijual 2000 ribuan, Menteri UMKM: Hancur Pengusaha Kita!
Elemen pertama adalah para sesepuh Keraton yang berperan menjaga keseimbangan spiritual dan moral.
“Para sesepuh harus berkumpul untuk memberikan dukungan moral maupun batin. Siapa pun pemimpinnya harus mendapat dukungan ini,” ujarnya.
Unsur kedua adalah abdi dalem dan kawula yang selama ini menjaga kehidupan adat Keraton.
BACA JUGA:Pemuda yang Tewas di Masjid Sibolga Ternyata Anak Yatim
Heri menilai merangkul mereka sangat penting agar roda tradisi tidak kehilangan arah.
“Merangkul abdi dalem dan kawula dipandang sebagai langkah penting agar keraton tetap bisa bergerak,” katanya.
Elemen ketiga, menurut Heri, ialah pemerintah. Sejak masa Mataram Islam, pengaruh negara selalu terlibat dalam menentukan legitimasi raja.
BACA JUGA:Gibran Bicara Tantangan Pemerintahan, Lupa Bahwa Rakyat Sudah Lebih Dulu Menantang Realita
Ia menjelaskan, “Dalam tradisi sejarah Mataram Islam, orang yang bisa menggiring pemerintah itu biasanya lebih kuat.”
Heri berharap momen ini menjadi titik balik agar Keraton Solo menunjukkan kedewasaan dan menghindari konflik perebutan kekuasaan seperti di masa lalu.
Transisi ini, katanya, seharusnya menjadi contoh penyelesaian melalui adat, bukan pertikaian.