JAKARTA, PostingNews.id - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta masyarakat mulai mengurangi ketergantungan terhadap beras putih. Ia menilai konsumsi beras putih berlebihan tidak baik bagi kesehatan karena kadar gulanya tinggi.
Ajakan itu disampaikan Tito saat menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dirangkaikan dengan Program Koperasi Desa Merah Putih dan Program Tiga Juta Rumah bersama seluruh sekretaris daerah di Balairung Rudini Kampus IPDN, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Senin, 27 Oktober 2025.
Tito menjelaskan bahwa perubahan pola konsumsi pangan bisa dimulai dari wilayah Indonesia bagian timur. Selain karena harga beras di daerah tersebut kerap lebih mahal akibat kendala distribusi, wilayah timur juga kaya dengan bahan pangan alternatif yang bisa menggantikan beras.
“Harga-harga yang cukup tinggi karena distribusi. Yang sulit di Papua misalnya, dan di pulau-pulau. Tapi di Papua diuntungkan, makanya tolong teman-teman yang di daerah Indonesia Timur, tolonglah, gerakkan pangan lokal. Yang lebih melimpah. Ada keladi, ada papeda, ada talas, petatas,” ujar Tito.
BACA JUGA:KTP Israel Bikin Heboh Cianjur, Dedi Mulyadi Langsung Cek Fakta Bareng Bupati
Menurutnya, bahan pangan seperti keladi, talas, papeda, dan ubi jalar atau petatas bukan hanya lebih mudah ditemukan di wilayah timur, tetapi juga jauh lebih sehat dibandingkan nasi putih. “Itu lebih sehat daripada nasi putih. Nasi putih terlalu banyak gulanya. Jadi itu lebih sehat,” ucapnya.
Namun, Tito menyayangkan masih ada pandangan bahwa makanan berbasis bahan lokal identik dengan konsumsi masyarakat kelas bawah. Ia menepis anggapan itu karena kini justru banyak masyarakat perkotaan yang mulai meninggalkan nasi putih.
“Cuma yang kadang-kadang dianggap kalau yang makan itu kelas bawah. Enggak juga. Orang kota sekarang banyak yang makan non-beras putih,” katanya.
Tito pun mengaku telah menerapkan gaya hidup makan non-beras dalam kesehariannya. “Tadi saja saya makan pagi karena dikasih beras kuning. Biasanya makannya keladi juga, dipotong tiap pagi. Sama talas,” ungkapnya.
BACA JUGA:KPK Bongkar Tambang Ilegal di Mandalika, Bahlil: Kalau Tak Ada Izin, Hajar Saja
Ia bahkan menegaskan kebiasaan itu sudah menjadi rutinitasnya setiap hari. "Silakan dicek di tempat saya juga. Ajudan saya tahu persis. Kalau ke kantor, keladi yang direbus, dipotong-potong, gantikan nasi putih, karena gulanya lebih rendah,” pungkas Tito.