BACA JUGA:Riset BRIN Ungkap Tantangan Air Bersih di IKN Hanya 0,5%
Dukungan UKM dan Kolaborasi Kreatif
Festival ini turut menghadirkan UKM binaan PLN serta sejumlah desainer Galeri Seni Wastra Indonesia Gimhae, di antaranya Adinda Moeda, Neby Bags, Dini Katumbiri, Fenty Fashion, Yashoky Batik, Kinanti Modest, Damakara, Ticha Bags Papua, dan Sroja Fashion.
Selain itu, Kementerian Ekonomi Kreatif RI akan memberikan piagam penghargaan kepada 25 pengusaha UKM diaspora Indonesia di Korea sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka dalam memperkenalkan produk dan budaya Indonesia di luar negeri.
Berbagai kegiatan interaktif juga disiapkan, termasuk workshop membatik bersama Harry dari Rumah Batik Palbatu, serta dialog budaya antara seniman Indonesia dan Korea tentang peran seni dalam mempererat harmoni antarbangsa.
BACA JUGA:TNI dan Polri Berhasil Pukul Pemberontak KKB Yang Bakar Gedung SMP
Dari Diplomasi Budaya hingga Pendidikan Seni
Keikutsertaan Akademi Seni Budaya Wastra Indonesia dalam MAMF 2025 juga menjadi bagian dari diplomasi budaya Indonesia di ranah global.
Founder Redberry, Ernia Apriliawanti, turut memperkaya delegasi Indonesia dengan parade busana nusantara dan konsep pernikahan tradisional Indonesia, yang mendapat sambutan hangat dari masyarakat di Korea.
Akademi ini tengah mempersiapkan kerja sama dengan Gimhae University (Busan) dan Hanbat National University (Daejeon) untuk membuka berbagai kelas seni budaya Indonesia, seperti tari tradisional dan kontemporer, membatik, tata rias pengantin, tenun dan sulam, serta musik Gondang dari Sumatera Utara bersama Yayasan Lestari Budaya Sumatera.
Rencananya, pada 2026 mendatang akademi akan meluncurkan program “Indonesian Wedding Culture Exhibition”, yang memungkinkan diaspora Indonesia di Korea melaksanakan prewedding hingga pernikahan dengan nuansa budaya tanah air.
BACA JUGA:Viral! Bocah 12 Tahun di Jateng Meninggal Dunia di Sekolah Saat Jam Pelajaran
"Dan ini memang tahun pertama untuk akademi di luar negeri. Tapi untuk kegiatan yang akan kita lakukan pastinya akan membuat semua masyarakat Indonesia yang ada di Korea bisa ikut ambil bagian, dan kami pastikan akan sangat seru,’’ ucap wanita berkerudung yang akrab disapa teh Nia tersebut.
Senada dengan Ernia , founder Belantara Budaya Indonesia Diah Kusumawardani dan Founder Batik Palbatu Budi Dwi Haryanto menyampaikan bahwa wastra bukan sekadar kain, melainkan narasi sejarah dan identitas yang menyatukan lintas budaya.
Acara peluncuran ini juga menjadi momentum penting bagi diaspora Indonesia di Korea untuk menunjukkan kontribusi mereka dalam lanskap budaya Korea yang semakin inklusif dan multikultural.
Dengan semangat kolaborasi dan pelestarian budaya, Akademi Seni Budaya Wastra Indonesia-Korea berharap partisipasinya dalam MAMF 2025 dapat menjadi jembatan kreatif antara dua bangsa, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat budaya yang dinamis di mata dunia.