Maulid Nabi Jadi Panggung Joget Dolalak, Warganet Murka

Jumat 26-09-2025,17:26 WIB
Reporter : Andika Prasetya
Editor : Andika Prasetya

JAKARTA, PostingNews.id – Jagat maya kembali ramai setelah beredar sebuah video yang menampilkan suasana tak lazim di atas panggung acara keagamaan. Acara yang sejatinya diproyeksikan khidmat untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW justru berubah menjadi arena hiburan yang bikin warganet geleng kepala.

Dalam video yang viral, salah satunya di akun Instagram @bantenraya, panggung dengan spanduk besar bertuliskan “Pengajian Umum Dalam Rangka Memperingati Maulid Nabi Muhammad Tahun 2025 Masehi” malah diramaikan dengan penampilan tarian Dolalak.

Alih-alih lantunan salawat atau ceramah yang menenangkan, yang muncul justru sekelompok penari perempuan dengan kostum mencolok dan cukup terbuka. Mereka tampak asyik berjoget energik mengikuti musik yang hingar bingar.

Situasi makin panas ketika beberapa pria ikut naik ke atas panggung, termasuk seorang berseragam loreng TNI, yang tak ragu berjoget bersama para penari. Pemandangan ini kontan memicu banjir kecaman di media sosial.

BACA JUGA:Relasi Prabowo-PDIP usai Reshuffle Disebut Baik-Baik Saja, Tapi Keretakan Mulai Terlihat

Bagi banyak warganet, tontonan tersebut dianggap melecehkan kesakralan Maulid Nabi. Kolom komentar pun dipenuhi kritik pedas. “Ini mah jatuhnya penghinaan sekarang apa-apa dijogetin nggak tahu tempat,” tulis seorang netizen dengan nada marah.

Ada pula yang mempertanyakan aspek hukum acara itu dengan komentar, “Ini termasuk pencemaran nggak?”

Perdebatan bahkan merembet ke ranah teologis. Seorang warganet menulis, “Sudah dibilang bid’ah malah ngatain wahabi, itulah sebabnya bid’ah dilarang karena bid’ah tidak memiliki batas sampai mana semua hal bisa dilakukan dalam bid’ah.”

Di sisi lain, ada juga yang mencoba memberi pembelaan dengan dalih akulturasi budaya. Mereka menilai penampilan Dolalak adalah bentuk integrasi seni lokal ke dalam perayaan keagamaan.

BACA JUGA:Begini Cara BGN Verifikasi Dapur MBG, Meski Nyatanya Banyak yang Fiktif

Namun, argumen ini mentah di mata mayoritas yang menegaskan akulturasi tetap harus memerhatikan batas kepantasan, apalagi dalam acara sakral seperti Maulid Nabi.

Kategori :