POSTINGNEWS.ID --- Tahukah Bunda, mulai tahun ini pemerintah mewajibkan 1 tahun Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebelum anak masuk Sekolah Dasar (SD)?
Aturan ini menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) untuk memastikan setiap anak Indonesia mendapat fondasi pendidikan yang kuat sejak dini.
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Ditjen PAUD Dasmen menjelaskan bahwa kebijakan Wajib 1 Tahun PAUD hadir agar anak tidak langsung “lompat” ke bangku SD tanpa bekal kesiapan belajar.
Dengan adanya PAUD, si kecil lebih terlatih dalam keterampilan dasar, pembiasaan sosial, hingga kesiapan emosional.
“Gotong royong adalah kunci. Hanya dengan kebersamaan, pendidikan bermutu untuk semua benar-benar bisa diwujudkan,” ujar Gogot Suharwoto, Direktur Jenderal PAUD Dasmen, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas pihak.
BACA JUGA:Miris! Kondisi PAUD di Garut Reyot, Pemerintah Tak Kunjung Beri Bantuan
Mengapa PAUD Jadi Wajib?
Bunda mungkin bertanya-tanya, kenapa PAUD sekarang diwajibkan?
Ada beberapa alasan penting:
1. Bekal Kesiapan Masuk SD
PAUD bukan sekadar belajar membaca atau berhitung, tetapi membentuk kemandirian, kemampuan bersosialisasi, hingga mengenal aturan sederhana.
2. Masa Emas Perkembangan Otak
Usia 0–6 tahun adalah masa emas perkembangan otak. Di periode ini, stimulasi yang tepat akan sangat berpengaruh pada kecerdasan, karakter, dan kreativitas anak.
3. Mencegah Kesenjangan Belajar
Dengan adanya PAUD wajib, anak-anak dari berbagai latar belakang bisa mendapatkan kesempatan yang sama dalam mengawali pendidikan.
Menurut dr. Ratna Kusuma, praktisi parenting, “Anak usia dini belajar paling efektif lewat bermain. Jadi, ketika PAUD diwajibkan setahun, tujuannya bukan membebani anak dengan pelajaran berat, tapi memastikan mereka mendapat stimulasi yang sesuai tahap perkembangan.”
BACA JUGA:Nah Lo! Ramai Siswa dan Guru Mundur dari Sekolah Rakyat, Pakar Bongkar Masalah Utamanya
Kemendikdasmen tidak berjalan sendirian. Program ini didukung banyak pihak, mulai dari organisasi masyarakat seperti Muslimat NU dan PP Aisyiyah, lembaga keagamaan, hingga mitra internasional seperti UNICEF dan Save the Children.
Mereka bersama-sama mendorong inisiatif seperti: