Sejumlah Pengamat Soroti Baliho Puan Maharani di Lokasi Pengungsian Korban Semeru, Puan Dituding Tidak Bersimpati dan hanya iklan politik||Instagram
"Baliho Puan Maharani di lokasi pengungsian para korban erupsi Gunung Semeru tuai kritikan pedas dari sejumlah pengamat dan peneliti. Puan pun didesak lakukan klarifikasi dan permintaan maaf pada warga sekitar. Baliho Puan dituding iklan politik."
JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Puan Maharani mendapat kritik pedas dari Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus karena polemik pemasangan baliho yang berada di lokasi pengungsian korban erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Lucius meminta Ketua DPR RI itu melakukan klarifikasi dan meminta maaf atas keberadaan baliho yang sempat mengundang polemik di masyarakat tersebut.
Jika Puan melakukan klarifikasi agar isu tersebut tak menyeleweng dan menimbulkan asumsi publik. Menurutnya, permintaan maaf penting untuk menunjukkan kerendahan hati Puan kepada korban.
"Permintaan maaf, menurut saya penting untuk menunjukkan kerendahan hati dan penghargaan mereka terhadap keluarga korban bencana alam," kata dia kepada media, Jumat (24/12/12).
Lucius menilai keberadaan baliho-baliho itu tidak menunjukkan sikap Puan yang simpatik terhadap korban. Namun Satpol PP setempat diketahui belakangan telah menurunkan baliho tersebut karena diklaim tak memiliki izin.
+++++
"Orang lagi berjibaku, berjuang untuk mengatasi segala dampak bencana, pada saat yang bersamaan muncul baliho dengan foto wajah kondisi, saya kira bukan sesuatu yang bijak," kata dia.
Lucius mengingatkan agar kehadirannya sebagai Ketua DPR akan lebih berguna dilakukan dengan kebijakan, alih-alih memasang baliho dengan kata-kata motivasi. Baliho itu, katanya, terang-terangan justru hanya menunjukkan iklan politik.
"Jadi bukan nasihat-nasihat bijak, apalagi foto diri yang sudah jelas bukan ekspresi simpati, tapi ini sebenarnya iklan politik, memanfaatkan situasi, untuk kepentingan politik," pungkasnya.
Sebelumnya, kabar baliho Puan Maharani bertebaran di sepanjang jalan di Lumajang menuju Semeru bikin heboh warganet dan mengundang kritik sejumlah tokoh.