Peringkat Smart City Indonesia Jalan Ditempat, Vietnam Menyalip dan Malaysia Unggul!

Rabu 09-04-2025,07:55 WIB
Reporter : Jeany Pohan
Editor : Priya Satrio

- Ho Chi Minh diperingkat 100, naik 4 peringkat dari posisi 104 tahun lalu,

- Jakarta diperingkat 103, stagnan dari posisi tahun lalu,

- Medan diperingkat113, turun 1 peringkat dari posisi 112 tahun lalu,

- Makassar diperingkat 114, naik 1 peringkat dari posisi 115 tahun lalu,

- Manila diperingkat 125, turun 4 peringkat dari posisi 121 tahun lalu.

BACA JUGA:Ngakunya Khilaf, Dokter PPDS Menyesal Usai Perkosa Anak Pasien di RSHS Bandung

IMD Smart City Indeks merupakan penelitian tahunan yang mengukur tingkat persepsi masyarakat mengenai seberapa cerdas dan maju kota mereka.

Penelitian ini mendefinisikan kota pintar sebagai kota yang mampu menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi, teknologi, kelestarian lingkungan, dan inklusi sosial untuk meningkatkan kualitas hidup warganya.

Pengukuran hasil riset dilakukan dengan mengumpulkan data dari 39 survei yang mewakili opini dari berbagai lapisan masyarakat.

Menurut hasil survei, masalah kemacetan dan korupsi adalah dua masalah utama yang menjadi perhatian warga Jakarta, Medan dan Makassar.

BACA JUGA:Lisa Mariana Ngaku 3 Kali ML dengan Ridwan Kamil: Dia Tolak Pakai Pengaman!

Bagi warga Jakarta, tiga masalah penting yang perlu segera diselesaikan adalah polusi udara, kemacetan lalu lintas, dan masalah korupsi atau transparansi.

Warga Medan tiga masalah besar mereka adalah soal keamanan, korupsi, dan kemacetan. Sementara warga Makassar mempermasalahkan soal tingkat pengangguran yang tinggi, korupsi, dan kemacetan.

Harga Hunian Kota Besar Tak Terjangkau

Selain itu, penelitian ini juga menyoroti soal harga hunian yang makin tidak terjangkau di berbagai kota-kota besar dunia yang masuk dalam IMD Smart City Indeks 2025.

Mahalnya harga hunian di kota-kota besar sudah menjadi isu global. Keterbatasan ketersediaan perumahan yang terjangkau tidak lagi jadi masalah rumah tangga dengan pendapatan rendah, tapi kini sudah berdampak pada kelas menengah.

Untuk mengukur hal ini, IMD secara spesifik menanyakan apakah warga mengalami kesulitan untuk menemukan hunian dengan biaya sewa yang sama atau kurang dari 30% dari rata-rata gaji bulanan mereka.

Kategori :