JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Pemerintah Kota Bogor telah mengumumkan data mengenai jumlah kasus demam berdarah (DBD) yang mencapai 1.803 kasus.
Data ini dicatat sepanjang rentang waktu dari awal tahun (Januari) hingga tanggal 18 April 2024.
"Jumlah laporan kasus DBD pada Januari-Maret 2024 sebanyak 1.482 kasus dan April tahun 2024 (tanggal 1 sampai dengan 18) sebanyak 321 kasus," papar Sri Nowo Retno selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, dalam keterangannya, dikutip pada hari Sabtu, 27 April 2024.
Kabar tersebut menjadi perhatian utama karena menyoroti masalah kesehatan masyarakat yang perlu penanganan serius dan memerlukan kerja sama antara pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat secara keseluruhan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit tersebut.
Asal Usul dan Penyebab Demam Berdarah (DBD)---Pixabay
Selain itu, Retno juga menyampaikan bahwa hingga saat ini telah tercatat 11 pasien yang meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah (DBD).
Angka kematian akibat DBD ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan data tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan upaya pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan DBD guna mengurangi angka kematian serta melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
BACA JUGA:5 Tips yang Dijamin Bikin Makeup Kamu Anti Crack dan Nyaman Seharian
Data yang tercatat menunjukkan bahwa kasus demam berdarah (DBD) secara signifikan menjangkiti anak-anak hingga remaja dalam rentang usia 5-14 tahun dengan jumlah kasus mencapai 553.
"Dan sebaran kasus kematian karena DBD tahun 2024 berdasarkan usia yaitu pada usia 5-14 tahun sebanyak 4 orang. Angka penderita tertinggi terdapat pada tahun 2022 dan angka meninggal dunia tertinggi pada tahun 2022, 2023 dan 2024 masing-masing sebanyak 9 kasus," jelasnya.
Hal ini menyoroti urgensi perlunya tindakan pencegahan dan penanganan yang lebih intensif di kalangan kelompok usia ini.
Anak-anak dan remaja sering kali merupakan kelompok yang lebih rentan terhadap penyakit ini karena sistem kekebalan tubuh mereka yang belum sepenuhnya matang dan perilaku yang lebih aktif di luar ruangan, yang mungkin meningkatkan risiko paparan terhadap nyamuk pembawa virus DBD.
BACA JUGA:Puluhan Orang di Thailand Tewas Karena Suhu Panas yang Sangat Ekstrem