Dalam sektor fiskal, Ani memastikan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) memiliki peran penting sebagai shock absorber yang efektif serta kredibel.
Sri Mulyani optimis bahwa Indonesia memiliki resiliensi ekonomi yang baik, yang telah terbukti saat menghadapi krisis pandemi Covid-19.
Di tengah suku bunga dan inflasi global yang tinggi, Sri Mulyani yakin bahwa ekonomi Indonesia akan tetap terjaga sesuai target, didukung oleh ekspor yang kuat dan neraca perdagangan yang surplus.
Pelemahan nilai tukar rupiah terjadi di momen libur lebaran tahun 2024, bahkan semakin buruk ketika perdagangan kembali dibuka pada tanggal 16 April 2024 lalu.
BACA JUGA:Respons Sri Mulyani ke JK Soal Utang 1.000 Triliun: yang Penting Jatuh Tempo Bisa Dibayar