Hal ini juga dikuatkan dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani, “Setiap amalan anak Adam adalah miliknya kecuali puasa, karena puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan memberi balasannya.”
Hadits ini mengingatkan bahwa puasa bukanlah sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi merupakan ibadah yang dilakukan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah semata.
Oleh karena itu, betapa pentingnya menjalankan puasa dengan ikhlas dan penuh kesadaran. Puasa bukanlah sekedar rutinitas tahunan yang dilakukan tanpa makna, melainkan ibadah yang harus dijalani dengan penuh keikhlasan dan keimanan.
Puasa juga merupakan sarana untuk membersihkan diri dari dosa-dosa, mendekatkan diri kepada Allah, serta meningkatkan kualitas iman dan taqwa.
BACA JUGA:Mendadak Haid Saat Puasa Ramadhan? Amalan Ini Bisa Dilakukan Muslimah Sewaktu Haid
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa.
Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi –yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya).
Apa dibalik ini semua? Mengapa amalan puasa orang tersebut tidak teranggap, padahal dia telah susah payah menahan dahaga mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari?
BACA JUGA:Ada 6 Cara Simpel Meredakan Nyeri Haid Secara Alami!
Sebagai umat Muslim, tentu kita tidak ingin puasa yang kita jalani sia-sia belaka.
Kita harus berusaha untuk menjalani puasa dengan sebaik-baiknya, menahan diri dari segala bentuk perbuatan maksiat, dan menjaga hati serta pikiran agar tetap suci dan bersih.
Puasa bukan hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, namun juga kesempatan untuk memperbaiki diri, mendekatkan diri kepada Allah, serta meraih keberkahan dan maghfirah-Nya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberi taufik dan hidayah kepada kita semua dalam menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya. Amin ya rabbal alamin.