Meskipun kebiasaan tidur di lantai tidak secara langsung menyebabkan rematik, dr. Roger menyarankan untuk menghindari kebiasaan tersebut karena dapat mengakibatkan tubuh terasa nyeri dan kaku setelah bangun tidur.
Dalam konteks ini, dr. Roger juga menambahkan bahwa nyeri yang muncul setelah tidur di lantai cenderung terjadi pada otot, bukan pada tulang.
Penekanan ini penting untuk memahami bahwa efek tidur di lantai lebih terkait dengan ketidaknyamanan fisik umum daripada masalah jangka panjang seperti rematik.
Oleh karena itu, disarankan untuk mengambil langkah-langkah yang mempromosikan kenyamanan tidur yang baik dan mencegah timbulnya nyeri tubuh, termasuk penggunaan kasur yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan individu.
BACA JUGA:Kamu Suka Daun Singkong? Berarti Kesehatan Bakal Menghampiri Tubuhmu, Cek 5 Manfaatnya!
"Kalau teman-teman tidur di lantai misal sampai pagi yang dirasakan seperti apa? Pegal, sakit, dan sebagainya kan? Kenapa? Karena keras, dingin. Itu kata kuncinya," jelas dr. Roger.
Rasa nyeri tersebut juga disebabkan karena otot terkena suhu dingin lantai selama berjam-jam, sehingga bisa menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada tubuh setelah bangun dari tidur.
"Kalau kena dingin terus berjam-jam sampai 8 jam misalnya itu memberikan rasa tidak nyaman yang signifikan. Makanya itu berakibat terjadinya nyeri-nyeri, sebenarnya lebih kepada otot atau sendi-sendi. Ototnya terasa sakit," sambung dr. Roger.
Oleh karena itu, sebaiknya hindari untuk tidur di lantai pada malam ataupun siang hari untuk mencegah timbulnya rasa nyeri pada tubuh usai bangun tidur.