JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Banyak orang Islam menganggap bahwa seseorang yang meninggal dihari Jumat ialah orang yang dijamin husnul Khatimah.
Akan tetapi, banyak pula orang yang tidak meyakini sepenuhnya hal tersebut kembali lagi tergantung dengan amal dan perbuatannya.
Ada orang yang meninggal dalam kondisi yang baik (husnul khatimah) misalnya membaca tahlil, sedang bersujud atau melakukan ibadah.
BACA JUGA:CATAT Dua Golongan Darah yang Hidupnya Penuh Hoki
Namun ada juga yang meninggal dalam kondisi yang buruk (su'ul khatimah) semisal meninggal sedang melakukan maksiat pada Allah SWT.
Banyak yang mempertanyakan apakah meninggal dihari Jumat benar nyatanya akan husnul Khatimah? berikut penjelasannya.
menurut UAH orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah mendapat kemuliaan dari segi panggilan dengan panggilan an nafsul muthmainnah. Orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah jiwanya tenang (an nafsul muthmainnah).
UAH menjelaskan dalam surat Al Fajr ayat 27, Allah SWT memanggil orang yang meninggal dalam kondisi ini dengan lafaz يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ya ayyatuhan nafsul muthmainnah (wahai jiwa yang tenang).
BACA JUGA:Maraknya Kasus Mpox di Indonesia, Kekhawatiran akan Potensi Wabah seperti COVID-19
Bahkan saking tenangnya jiwa orang tersebut, dalam sejumlah riwayat digambarkan tentang suasana kebahagiaan yang sangat tinggi, nyaman, tidak terasa ketika ruh keluar dari jasad, hingga hadir senyuman di wajah orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah .
"Cara pulangnya begitu indah, ada yang senyum mengajar meninggal, senyum membaca Quran meninggal. Orang-orang yang mendapatkan status nafsul muthmainnah cara wafatnya itu luar biasa. Dan peluang mendapatkan itu dibuka oleh Allah SWT bagi setiap hamba yang memang menginginkan status itu," kata UAH dalam program Kajian Spesial di Masjid Istiqomah Bandung beberapa waktu lalu yang juga ditayangkan melalui kanal Adi Hidayat Official.
Kedua, kemuliaan orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah adalah akan kembali kepada Allah SWT dengan hati yang puas dan diridhai Allah. UAH menjelaskan ketika seorang hamba telah mendapakan nafsul muthmainnah maka semua yang dikerjakan hamba tersebut diridhai Allah SWT dan hamba tersebut juga ridho terhadap ketentuan Allah SWT.
Ketiga, kemuliaan orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah adalah akan mendapat pengakuan sebagai hamba Allah SWT. Mereka dipanggil dengan sebagaimana pada surat Al Fajr ayat 29, فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ fadkhuli fi 'ibadi (maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku).
BACA JUGA:Ikut Serta Dukung Palestina, PAN Ganti Logonya Huruf A Menjadi Semangka
UAH menerangkan kata 'ibad dibagi dua dalam Alquran. Pertama disebut 'ibad adalah hamba Allah SWT yang saleh dalam kehidupannya, biasanya disebut ibadurrahman (hamba-hamba Allah Yang Mahapenyayang). Mereka terlihat dengan amalannya seperti rajin shalat, dzikir, fokus pada kebaikan dan amal sosialnya tinggi. Kedua, disebut 'ibad adalah hamba Allah SWT yang berusaha untuk memperbaiki kesalahannya untuk berubah menjadi saleh.