JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Konflik antara Israel dan Palestina masih berlangsung sampai detik ini.
Intensitas perang antara kelompok Hamas Palestina dengan Israel makin meningkat.
Organisasi kemanusiaan yaitu Save the Children mengungkapkan setidaknya 2000 anak anak menjadi korban karena konflik israel dan palestina
BACA JUGA:Lakukan 4 Gerakan Ini untuk Membentuk Bokong Anda Lebih Berisi dan Sexy
“Setidaknya 2.000 anak-anak telah terbunuh di Gaza selama 17 hari terakhir dengan serangan udara yang terus-menerus menghancurkan ribuan bangunan di Jalur Gaza menjadi tumpukan puing-puing,” ungkap organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan.
Penduduk Gaza yang ketakutan menggambarkan pengeboman yang menyerang bangunan tempat tinggal, rumah sakit, dan sekolah di seluruh wilayah kantong tersebut.
Muncul kekhawatiran atas kehancuran infrastruktur sipil ketika Israel berjanji untuk melakukan pengepungan penuh.
Israel menggempur Jalur Gaza usai milisi Palestina yang berkuasa di wilayah itu, Hamas, menyerbu kota-kota di Israel dalam serangan tak terduga pada Sabtu 07 Oktober 2023
BACA JUGA:Heboh Girl Group FIFTY FIFTY Dikabarkan Bubar, Ada Member yang Putuskan Kontrak dengan ATTRAKT
Hamas mengklaim serangan dengan nama Operasi Badai Al Aqsa itu untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi.
Serangan itu juga disebut balasan atas tindakan provokatif Israel di situs suci Yerusalem dan terhadap warga Palestina yang ditahan.
Pasukan Israel tak tinggal diam dan membalas serangan Hamas dengan melancarkan Operasi Pedang Besi. Operasi ini menargetkan infrastruktur Hamas di Jalur Gaza.
Tak lama setelah perang berkobar, Israel juga memberlakukan blokade total terhadap Gaza. Blokade ini menghentikan seluruh pasokan listrik, air, makanan, hingga bahan bakar bagi warga setempat.
BACA JUGA:YG Entertainment Konfirmasi Hubungan Jisoo BLACKPINK dan Aktor Ahn Bo Hyun Kandas
Beberapa truk bantuan sendiri sudah mulai memasuki Gaza sejak Sabtu 21 Oktober 2023