JAKARTA, POSTINGNEWS.ID – Berita mengenai seseorang yang diduga mengakhiri hidupnya karena lilitan utang di platform pinjaman online telah menyebar dengan cepat di media sosial dalam beberapa pekan terakhir.
Hal ini menjadi sorotan masyarakat terhadap peran asuransi jiwa dalam situasi seperti ini.
Pertanyaannya adalah, apakah asuransi jiwa dapat digunakan untuk melunasi utang yang ditinggalkan oleh individu yang meninggal dunia dalam kondisi seperti ini?
Dalam situasi ketika seseorang meninggal dunia dan meninggalkan utang, biasanya utang tersebut menjadi tanggung jawab ahli waris atau keluarga yang ditinggalkan.
BACA JUGA:Fahri Hamzah Sebut Prabowo Tak Punya Utang dan 'Backingan' Politik
Ahli waris ini diharapkan untuk mengatasi masalah keuangan yang ditimbulkan oleh utang tersebut.
Namun, jika individu tersebut memiliki polis asuransi jiwa, maka ahli warisnya mungkin akan menerima uang pertanggungan dari perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan.
Uang pertanggungan ini seharusnya dapat digunakan untuk membantu melunasi utang yang ditinggalkan oleh individu yang telah meninggal dunia.
Selanjutnya, jika ada sisa uang pertanggungan, hal tersebut dapat digunakan untuk membiayai kehidupan ahli waris atau keluarga yang ditinggalkan, termasuk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Namun, perlu diingat bahwa setiap polis asuransi jiwa memiliki syarat dan ketentuan yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, sangat penting untuk memeriksa polis asuransi jiwa Anda atau polis asuransi jiwa individu yang meninggal dunia untuk memahami dengan jelas apa yang dicakup dan apa yang tidak dicakup oleh polis tersebut.
Selain itu, ada risiko yang biasanya tidak dicakup oleh asuransi jiwa.
Misalnya, dalam banyak kasus, asuransi jiwa tidak akan membayar klaim jika penyebab kematian adalah bunuh diri dalam jangka waktu tertentu setelah membeli polis asuransi.
BACA JUGA:Tak Jadi Ngutang! Begini Cara Batalin Pesanan Akulaku