JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Firman Santyabudi, mengumumkan bahwa mereka akan melakukan evaluasi terhadap sistem ujian Surat Izin Mengemudi (SIM) yang saat ini menggunakan trek huruf S.
Dalam pernyataannya, Firman menyebutkan bahwa jika dalam evaluasi tersebut ditemukan kekurangan, tidak menutup kemungkinan mereka akan kembali menggunakan ujian SIM dengan trek angka 8.
Firman menjelaskan bahwa evaluasi ini akan melibatkan beberapa aspek dalam sistem ujian SIM yang saat ini diterapkan.
Jika hasil evaluasi menunjukkan bahwa sistem dengan trek huruf S telah memudahkan masyarakat dalam memperoleh SIM, maka Polri akan mempertimbangkan untuk tetap melanjutkan penerapannya.
BACA JUGA:Gilak, Baterai OPPO Reno 10 5G Bisa Tahan Seharian Loh Meskipun Dipakai Terus!
Meskipun ada pertimbangan untuk kembali ke sistem ujian SIM dengan trek angka 8, Firman menegaskan bahwa Polri sebenarnya tidak bermaksud menghilangkan ujian dengan trek angka 8.
Ia mengatakan bahwa ujian ini memiliki nilai penting karena dapat melatih sensorik pengendara, menguji kemampuan mereka dalam mengkoordinasikan gerakan motorik dan waktu secara bersamaan, serta melatih reaksi yang cepat.
Firman juga menekankan pentingnya ujian SIM dengan trek angka 8 sebagai bagian dari uji kemampuan berkendara masyarakat sebelum mereka diizinkan untuk mengemudi di jalan raya.
Menurutnya, ujian ini dapat membantu melatih kemampuan pengendara dalam menghadapi situasi yang mendadak di jalan, seperti reaksi mendadak terhadap kendaraan lain atau hambatan di jalan.
BACA JUGA:Hasil BRI Liga 1 Persita vs Madura United: Sempat unggul, Pendekar Cisadane Kalah 1-3
Kakorlantas Polri juga mengingatkan masyarakat untuk tidak meremehkan lintasan ujian SIM dengan trek angka 8.
Ia menjelaskan bahwa ujian ini bukan sekadar tes keterampilan biasa, melainkan juga ujian sensorik dan kemampuan reaksi pengendara.
Firman mengatakan bahwa ketika seseorang mampu melewati ujian dengan trek angka 8, itu juga berarti mereka telah melatih kemampuan berkendara mereka secara keseluruhan.
BACA JUGA:Manuver 'Lompat Pagar' Muhaimin dari Prabowo ke Anies Baswedan Dipuji Pengamat
Ia juga menyatakan bahwa masyarakat harus memahami bahwa kemampuan berkendara tidak hanya tentang melewati ujian, tetapi juga tentang bagaimana mereka menerapkan keterampilan tersebut dalam situasi sehari-hari di jalan raya.