JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, telah mengeluarkan imbauan yang menekankan pentingnya penggunaan transportasi umum bagi pekerja yang tidak menerapkan sistem kerja dari rumah (Work from Home/WFH).
Hal ini diharapkan dapat mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang berada di jalan dan berkontribusi pada penurunan tingkat polusi udara yang mengkhawatirkan di Jakarta.
Imbauan ini dipandang sebagai langkah krusial dalam mengatasi masalah polusi udara di ibu kota.
Dengan mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang beroperasi di jalan, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas udara di Jakarta yang selama ini menjadi perhatian serius.
BACA JUGA:Ramalan Zodiak Capricorn Jumat, 25 Agustus 2023: Bersiaplah untuk Hari yang Penuh Energi Positif!
Asep Kuswanto menyampaikan pesan ini dalam Forum Merdeka Barat (FMB9) yang diselenggarakan pada Kamis (24/9/2023).
Ia menyoroti pentingnya penggunaan transportasi publik sebagai salah satu solusi efektif untuk mengurangi dampak polusi udara dan lalu lintas yang padat di Jakarta.
Selain itu, ia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menjalani uji emisi kendaraan serta mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker saat bepergian.
Dalam konteks ini, Asep Kuswanto mengungkapkan bahwa sekitar 57.000 pegawai Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah mengadopsi sistem kerja dari rumah (WFH) sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi mobilitas dan jumlah kendaraan di jalan.
Meskipun demikian, ia mengakui bahwa jumlah pegawai yang menerapkan WFH di sektor publik belum sebanding dengan jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di kementerian dan lembaga.
Oleh karena itu, Asep berharap bahwa langkah ini dapat menjadi contoh bagi sektor swasta dan kementerian/lembaga lainnya untuk menerapkan langkah serupa.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta juga mengajukan suatu pandangan penting mengenai perbedaan antara kebijakan WFH yang diterapkan saat ini dengan kebijakan semasa pandemi Covid-19.
Ia menegaskan bahwa saat ini, fokus WFH lebih pada pengurangan jumlah kendaraan pribadi yang berlalu-lalang di jalan, bukan pada pembatasan aktivitas masyarakat secara keseluruhan.