JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Pemerintah Indonesia sedang berupaya menggunakan pameran otomotif sebagai cara untuk mendorong produksi dan penjualan kendaraan listrik di pasar mobil terbesar di Asia Tenggara.
Namun, tampaknya upaya ini belum berhasil menarik banyak minat dari calon pembeli, seperti yang diungkapkan dalam artikel "As Indonesia pushes EV dream, car shoppers stay cautious" yang dipublikasikan oleh Reuters.
Beberapa alasan yang menjadi penyebab kendaraan listrik (EV) belum mendapatkan banyak perhatian dari pembeli di Indonesia telah diuraikan dalam tulisan tersebut.
BACA JUGA:Bikin Cepat Rusak! Inilah Alasan Kenapa Mengisi Baterai Ponsel Hingga Penuh Bisa Merugikan
Salah satu alasannya adalah premi harga yang masih tinggi untuk kendaraan listrik, selain juga masih terbatasnya stasiun pengisian baterai serta keraguan terhadap merek-merek baru yang memproduksi mobil listrik.
Dalam artikel tersebut, disebutkan bahwa Dody Hartono, seorang pengunjung pameran mobil yang berencana untuk membeli mobil listrik pertamanya pada tahun 2024, mengungkapkan bahwa harga kendaraan listrik harus lebih terjangkau.
Menurutnya, untuk membuat masyarakat tertarik pada mobil listrik, harga tersebut seharusnya lebih rendah sekitar 60%.
Hartono berpendapat bahwa harga mobil listrik yang ideal adalah berkisar antara US$ 10.000 (sekitar Rp 153 juta) hingga US$ 13.000 (sekitar Rp 199 juta).
BACA JUGA:Jodoh Belum Terlihat? Gus Baha Punya Solusinya: Yang penting Tuh...
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Hendra Pratama, seorang pelanggan lain yang berbelanja mobil listrik di pameran otomotif.
Ia menilai bahwa harga premium untuk kendaraan listrik di Indonesia perlu diturunkan agar lebih menarik konsumen dari kalangan menengah ke bawah.
Meskipun pemerintah telah melakukan pemangkasan pajak pertambahan nilai pada kendaraan listrik menjadi 1 persen dari 11 persen. Namun, masih terdapat keterbatasan dalam hal harga.
Sejauh ini, hanya ada beberapa model mobil listrik dengan harga terjangkau, seperti Air EV Lite dari Wuling dan E1 dari Seres Group yang dijual dengan harga sekitar US$ 12.300 (sekitar Rp 188 juta).
BACA JUGA:Bagaimana Hukum Pernikahan Wanita yang Hamil Duluan? Ini Penjelasan Gus Baha
Sementara mobil bertenaga bensin seperti Daihatsu Ayla dapat ditemukan dengan harga di bawah US$ 9.000 (sekitar Rp 138 juta).