Rusia Ancam Gunakan Senjata Nuklir Jika Siasat Counter-Offensive Ukraina Berhasil

Selasa 01-08-2023,19:09 WIB
Reporter : Maulana Ali Firdaus
Editor : Deden Rinaldi

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, memprediksi Presiden Vladimir Putin akan menggunakan senjata nuklir jika serangan balasan dari Ukraina berhasil.
 
Medvedev, yang kini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia yang dipimpin oleh Putin, mengungkapkan pesannya melalui akun media sosial resminya.
 
Ia mengatakan bahwa Rusia akan terpaksa mengubah doktrin nuklirnya dalam situasi seperti itu.
 
Menurut Medvedev, dalam skenario di mana serangan balik Ukraina yang didukung oleh NATO berhasil dan mencabik-cabik sebagian wilayah Rusia, negaranya akan dipaksa untuk menggunakan senjata nuklir sesuai dengan keputusan presiden Rusia.
 
“Kami terpaksa akan menggunakan senjata nuklir sesuai aturan keputusan dari presiden Rusia," tegas Medvedev, Senin (31/7) kemarin.
 
BACA JUGA: Respons Sandiaga Uno Disebut '99 Persen' Jadi Cawapres Ganjar Pranowo: Saya Siap Dipinang!
 
Ia menyatakan bahwa ini merupakan langkah yang diambil karena tidak ada pilihan lain bagi Rusia.
 
Tujuannya adalah untuk melindungi kesuksesan para prajurit dan memastikan efektivitas kekuatan nuklir global milik Rusia.
 
Konflik antara Rusia dan Ukraina berkembang ketika Ukraina berusaha merebut kembali wilayah yang telah dianeksasi oleh Rusia.
 
Pemerintah Rusia telah menyatakan wilayah tersebut sebagai bagian dari wilayahnya sendiri.
 
Akan tetapi, langkah itu menuai kecaman dari Kyiv dan sebagian besar negara Barat.
 
BACA JUGA: Dilaporkan ke Polisi Usai Diduga Hina Jokowi, Rocky Gerung: 'Saya Berhak Mengajukan Pandangan Politik!'
 
Sehari sebelumnya, pada tanggal 29 Juli 2023, Presiden Vladimir Putin melaporkan bahwa tidak ada perkembangan signifikan di medan perang dalam beberapa hari terakhir.
 
Ia menegaskan bahwa Ukraina telah kehilangan banyak peralatan militer sejak 4 Juni 2023.
 
Beberapa kritikus Kremlin sebelumnya menuduh Medvedev menyampaikan pernyataan ekstrem ini untuk menghalangi negara-negara Barat dalam memasok senjata ke Ukraina.
Kategori :