Wow, Al Zaytun Ternyata Produk Operasi Intelijen Orde Baru!

Minggu 16-07-2023,22:33 WIB
Reporter : Maulana Ali Firdaus
Editor : Deden Rinaldi

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengungkapkan informasi mengejutkan tentang Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun dan Panji Gumilang dalam sebuah acara di Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur.
 
Menurut Mahfud, Al-Zaytun adalah hasil dari operasi intelijen di masa Orde Baru yang bertujuan melemahkan sel-sel DI/TII yang digagas oleh SM Kartosoewirjo.
 
Pada awal kemerdekaan, banyak pejuang Islam terpinggirkan dan memilih untuk kembali ke pesantren untuk mendidik santri.
 
"Banyak kalangan Islam yang memutuskan untuk kembali ke pesantren," ungkap Mahfud, Rabu (12/7).
 
Namun, ada kalangan yang tidak puas dengan situasi tersebut, termasuk pendiri NII, Kartosoewirjo.
 
BACA JUGA: Tak Terpakai di Tokyo Verdy, Pratama Arhan Hijrah ke Persija?
 
Mahfud menyatakan bahwa pengaruh NII masih berlanjut hingga saat ini dan terkait dengan kontroversi Panji Gumilang.
 
Menurut Mahfud, perjuangan Kartosoewirjo untuk mendirikan Negara Islam Indonesia masih berlangsung dan Al-Zaytun merupakan turunannya.
 
Mahfud menjelaskan bahwa NII tidak memiliki bentuk organisasi dan gerakan bawah tanah, tetapi ada hierarki dan struktur dengan pemimpin imam atau syekh.
 
Pemerintah melakukan operasi intelijen untuk melemahkan NII dengan memecahnya menjadi NII versi pemerintah dan NII Kartosoewirjo.
 
Operasi ini dilakukan pada awal tahun 1970-an oleh Ali Moertopo.
 
BACA JUGA: Tak Cuma Izinkan Aksi Bakar Quran, Swedia Juga Izinkan Aksi Bakar Alkitab
 
"Pada awal tahun 1970-an, NII oleh pemerintah dipecah, diadu," ungkap Mahfud lagi.
 
Mahfud mengungkapkan bahwa NII, yang sekarang dikenal sebagai Al-Zaytun, adalah salah satu hasil operasi intelijen pemerintah Orde Baru. 
Kategori :