JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Bakal calon presiden (Bacapres) dari partai Gerindra, Prabowo Subianto menanggapi terkait perubahan dirinya pada saat ini.
Sebagaimana yang kita ketahui, Menteri Pertahanan RI itu sebelumnya sangat disegani oleh banyak orang, bahkan gaya bicaranya sangat keras dan terkesan meletup-letup.
Namun belakangan ini, Prabowo Subianto terlihat kalem dan lembut saat berada di publik.
BACA JUGA:Prabowo Soal Konflik Ukraina dan Rusia: Kita Berikan Masukan Terbaik
Mengenai hal tersebut, Prabowo merasa sikapnya tak banyak berubah jika dibandingkan dulu dengan sekarang.
"Saya kok merasa tidak terlalu berubah saya, saya dulu mungkin persepsinya mungkin momen di mana media menangkap saya pada saat itu saya sedang semangat," ungkap Prabowo, dilansir dari Kanal Youtube Najwa Shihab pada Minggu, 2 Juli 2023.
Bukan tanpa sebab, Prabowo menjelaskan mengapa dirinya terlihat sangat keras dan antusias saat berbicara di depan publik.
"Jadi di politik di Indonesia ini, kalau kita keliling dan ketemu rakyat, kita bayangkan ya rakyat datang dari jauh, dia ngumpul, dia nunggu berjam-jam di panas terik matahari untuk menunggu tokoh yang dia ingin dengar pandangan-pandangannya," ujar Prabowo.
BACA JUGA:Prabowo Janji Lunasi Utang Proyek Pesawat Tempur ke Korsel
"Kemudian kita sebagai tokoh yang datang, kita datang, ini massa, rakyat yang datang jauh berdiri lama di panas terik matahari dan kita bicara biasa-biasa saja dengan nada yang biasa-biasa saja, menurut saya kurang menghormati rakyat di situ," sambungnya.
Menurut Prabowo, sikapnya yang semangat saat berbicara ini menimbulkan persepsi lain dari sebagian orang.
"Jadi akhirnya kalau Anda perhatikan di mana-mana, saya berpandangan kita harus bicara dengan semangat. Nah mungkin bicara dengan semangat ini persepsi oleh elite ya, media itu elite loh, meletup-letup dan pers itu pinter yang diambil kadang-kadang yang itu saja, yang meletup-letup," tutur Prabowo.
Prabowo pun merasa sikapnya yang keras telah terbentuk saat tergabung sebagai tentara.
"Bagaimana pun riwayat saya kan sebagian besar sebagai prajurit, sebagai tentara, hidupnya keras, saya apalagi lama sekali di pasukan tempur, ibaratnya harimau. Kita butuh harimau ini untuk membela negara, bukan yang mbee (kambing)," katanya.