JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menyatakan pada Minggu (25/6) bahwa pemberontakan pasukan Wagner menandakan adanya perpecahan dalam internal Rusia.
Menurut Macron, beloknya kelompok tentara bayaran tersebut mengindikasikan adanya perpecahan di dalam kubu Rusia.
Ia juga menilai sektor militer Rusia dan pasukan pendukungnya rapuh.
Pernyataan tersebut diungkapkan Macron kepada surat kabar Provence.
Macron juga mengaku terus memantau perkembangan peristiwa tersebut sepanjang waktu.
Selama ini, Prancis mendukung perjuangan Ukraina dalam mempertahankan teritorial mereka.
Sementara itu, kelompok Wagner yang dipimpin oleh Yevgeny Prigozhin belum lama ini justru kembali ke markas mereka pada Minggu (25/6).
Putin dikabarkan memberikan izin kepada Prigozhin untuk mencari perlindungan di Belarus meskipun keberadaannya masih belum jelas.
Pemberontakan Grup Wagner ini merupakan puncak dari perselisihan yang telah berlangsung lama.
Sepanjang perang, Prigozhin dan para pejabat militer Rusia sering berselisih terkait pelaksanaan invasi di Ukraina.
BACA JUGA: Seberapa Kuat Wagner Group? Tentara Bayaran Rusia yang Berani Senggol Tentara Rusia 'Beneran'
Beberapa analis berpendapat bahwa konflik tersebut menunjukkan adanya kelemahan dalam hal kendali kekuasaan oleh Putin.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, setuju dengan pandangan Macron dalam komentarnya pada Minggu (25/6) pagi.
Blinken menyatakan bahwa konflik antara Wagner dan Rusia "menimbulkan pertanyaan yang mendalam dan menunjukkan adanya retakan yang nyata."
Kategori :