JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Song Hye Kyo kembali bintangi salah satu series drama Korea (drakor) The Glory yang kini tengah digandrungi dan menjadi bahan perbincangan publik.
Salah satu drakor tanyangan Netflix tersebut mengisahkan pembalasan dendam korban bullying alias perundungan yang disiksa teman sekolahnya sendiri hingga menderita luka fisik dan psikis yang berat.
Cerita perundung yang menempelkan alat catok panas ke korban. Kabarnya, drama tersebut berdasarkan kisah nyata. Pasalnya, alur cerita drakor tersebut sangat mirip dengan kasus kekerasan yang terjadi di Cheongju, Chungcheong pada 2006.
BACA JUGA:Sadis, Korut Eksekusi Mati Siswa Dibawah Umur Gegara Nonton Drakor
Penulis drama The Glory yaitu Kim Eun Sook mengatakan bahwa kisah ini tidak dibuat berdasarkan kisah nyata. Namun karena berkaitan dengan topik seperti kekerasan di sekolah, maka aspek realitas sangat tertanam dalam narasinya.
Pada Desember 2022 lalu, konferensi pers jelang penayangan The Glory, Kim Eun Sok mengungkap bagaimana The Glory punya arti khusus di hatinya.
"Saya orang tua dengan anak perempuan yang akan masuk kelas 11. Kekerasan di sekolah adalah topik yang dekat dengan keluarga saya," ujarnya.
Ternyata, Penulis juga membeberkan bahwa inspirasi tersebut datang dari sang putri yang bertanya soal perundungan padanya. Kemudian ide naskah tersebut muncul dalam benaknya.
"Apakah ibu akan sangat terluka jika aku memukuli seseorang atau dipukuli sampai mati?" Kata Kim Eun Sok.
Kim Eun Sok pun melakukan penelitian secara ekstensif tentang kekerasan di sekolah dan berbicara dengan banyak korban. Yang membuatnya terkejut, para korban ternyata hanya menginginkan permintaan maaf yang tulus dari para pelaku.
"Di saat terjadi kekerasan, korban akan kehilangan hal-hal yang tidak dapat dilihat, seperti martabat, kehormatan, dan kemuliaan. Ini bukan tentang mendapatkan sesuatu (seperti ganti rugi), melainkan mendapatkannya kembali (jati diri)," pungkasnya.
Drakor ini pada awalnya mengisahkan pengalaman Moon Dong Uun (Song Hye Kyo) yang mendapat intimidasi yang kejam oleh sesama siswa.
Kemudian, kejadian ini akhirnya memaksa Moon Dong Uun keluar dari sekolah dan melepas impian yang ingin dicapai. Sejak saat itu, ia menghabiskan 18 tahun hidupnya untuk menyiapkan balas dendam.