JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia angkat bicara mengenai isu letusan Gunung Semeru dapat membangkitkan tsunami hingga ke negara Jepang.
BNPB secara tegas letusan gunung semeru yang berada di Provinsi Jawa Timur itu tidak akan menyebabkan tsunami hingga ke negara Jepang.
Dikutip dari laman bnpb.go.id, Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan, potensi letusan Gunung Semeru tidak sampai ke laut dan tidak dapat menyebabkan tsunami.
BACA JUGA:Foto Undangan Pernikahan dengan Erina Gudono Tersebar, Kaesang: Kayaknya Forward-an Orang-orang
BACA JUGA:Baru 3 Hari Nikah, Ratu Rizky Nabila dan Ibrahim Alhami Bercerai, Kenapa?
"Ada beberapa alasan kenapa berita tersebut tidak bisa dipertanggungjawabkan, antara lain, Gunung Semeru merupakan gunung api darat dengan jarak cukup jauh dari laut sehingga potensi letusan/ pyroclastic/ partial collapse tidak sampai ke laut dan tidak bisa membangkitkan tsunami," tulisnya.
Alasan lain yaitu posisi gunung semeru berada di selatan Jawa, maka kecil kemungkinan tsunami dapat menjangkau hingga ke negara Jepang.
"Kemudian, posisi Gunung Semeru berada di Selatan Jawa, jika terjadi longsoran di Pantai Selatan Jawa akibat aktivitas vulkanik, kecil kemungkin tsunami yang terjadi bisa menjangkau negara Jepang" paparnya.
Ia menjelaskan alasan kuat mengenai kecil kemungkinan tsunami dapat menjangkau negara jepang, yakni karena terhalang oleh pulau di Indonesia.
BACA JUGA:Warga Gunung Sindur Temukan Bayi Laki-laki dari Dalam Tas, Begini Kondisinya
BACA JUGA:Ramalan Anak Indigo Ungkap 7 Daerah yang Berpotensi Dilanda Tanah Longsor: Jangan Piknik ke Gunung!
"Karena terhalang gugusan pulau-pulau di Indonesia" jelasnya.
Berdasarkan analisa tersebut, BNPB memastikan kabar yang beredar tentang letusan Gunung Semeru akan menyebabkan tsunami hingga ke Negara Jepang tidaklah tepat.
"Berdasarkan analisa tersebut, kabar yang beredar tentang letusan Gunung Semeru akan menyebabkan tsunami hingga ke negara Jepang, dapat dipastikan tidak tepat" ujarnya.
Kendati demikian, BNPB mengimbau masyarakat untuk mempercayai kabar yang berasal dari lembaga resmi di Indonesia.