Bandingkan Infrastruktur Era SBY dan Jokowi, Pengamat Nilai AHY Frustasi

Bandingkan Infrastruktur Era SBY dan Jokowi, Pengamat Nilai AHY Frustasi

Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)-Instagram @agusyudhoyono-

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dinilai frustasi terkait pernyataannya yang membandingkan pembangunan infrastrukutur era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan era Joko Widodo (Jokowi).

Penilaian tersebut disampaikan Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMas. Fernando mengatakan, pernyataan AHY tersebut tidak elok sebagai seorang pemimpin partai.

Fernando menilai, tindakan AHY tersebut justru memperlihatkan sikapnya sedang frustasi karena tidak mampu membangun elektabilitasnya.

“Justru saya melihat sebagai bentuk frustasi AHY, karena secara hitung-hitungan mereka menganggap sudah tidak sanggup lagi membangun elektabilitas AHY," kata Fernando, dikutip dari fin.co.id, Selasa (20/9/2022).

BACA JUGA:Kemendagri Minta Pemda Jangan Ragu Gunakan BTT untuk Pengendalian dan Penanganan Dampak Inflasi

Ditambahkan Fernando, alih-alih mendapatkan simpati masyarakat, tindakan AHY justru malah mendapatkan bully-an.

Fernando juga mengatakan jika AHY blunder dengan membandingkan infrastruktur era Jokowi dengan masa kepemimpinan ayahnya.

Lebih lanjut, Fernando mengatakan blunder AHY disebabkan kesalahan anak buahnya dalam menyuplai data sehingga menjadi bahan lelucon masyarakat Indonesia, karena pernyataan AHY itu disampaikan dalam forum pimpinan nasional Partai Demokrat dan data tersebut salah.

+++++



Dikatakannya lagi, jika mau dibandingkan, pembangunan infrastruktur era Jokowi jauh lebih baik dari era SBY.

Berdasarkan data yang dihimpunnya, Fernando menyebutkan SBY hanya membangun jalan tol sepanjang 189,2 km sejak 2004 hingga 2014.

Sedangkan Jokowi, telah membangun jalan tol sepanjang 1.762,3 km sejak menjabat pada tahun 2014. Bahkan 750 km jalan tol ditargetkan rampung pada 2024.

Belum lagi pembangunan atau konstruksi bandara juga mencolok perbedaannya. Pada era SBY, sebanyak 24 pembangunan bandara rampung dalam kurun waktu 10 tahun.

BACA JUGA:Viral, Posisi Woman On Top, Penyebab Patahnya Kemaluan Pria Asal Bali

Sedangkan pada era Jokowi sebanyak 29  bandara, dan infonya menargetkan 9 bandara baru maupun perbaikan yang akan selesai pada 2024.

Selain itu, ada 18 bendungan yang dimulai konstruksinya pada era SBY. Seluruhnya diselesaikan di era Jokowi. 

Jokowi juga diketahui membangun 12 bendungan sejak menjabat. Jika diakumulasi, ada 30 bendungan yang selesai dibangun pada era Jokowi. Di era Jokowi, ditargetkan ada 27 bendungan lagi hingga 2024.

+++++



Menurut Fernando, seluruh masyarakat tahu dan berdasarkan data-data yang sudah banyak muncul di publik, sangat jelas bahwa pada masa pemerintahan Jokowi lah lebih banyak pembangunan infrastruktur.

"Data itu berdasarkan tahun-tahun memulainya pekerjaan sampai pada tahap seremonial peresmian, dan sangat jelas di situ,” ujarnya.

Fernando pun menduga ada kesengajaan memanipulasi data untuk kepentingan elektabilitas AHY menuju Pemilu dan Pilpres 2024.

Padahal, para kader Partai Demokrat tidak menyadari ada beban besar masa Pemerintahan SBY yang tidak selesai dibangun, yakni Wisma Atlet Hambalang.

BACA JUGA:MAXstream Rilis Serial Orisinal Love in Game

Fernando juga menyindir pembangunan Hambalang yang mangkrak di era SBY. Dia bilang AHY justru harus meminta maaf atas protek tersebut.

Dikatakan Fernando, AHY harus menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia, karena kegagalan Pak SBY yang tidak menuntaskan kerjanya membangun Hambalang, justru itu lebih dihormati oleh masyarakat Indonesia dibandingkan mengklaim kerja-kerja Pak Jokowi menjadi kerja-kerja keberhasilannya Pak SBY.

Menurut Fernando, selama pemerintahan Jokowi tidak pernah mengklaim hasil kerja SBY sebagaimana dilakukan oleh AHY.

+++++



Harusnya, kata Fernando, setiap tokoh bangsa, tokoh-tokoh politik atau elit-elit politik bagaimana memberikan pendidikan politik yang dengan memberikan informasi yang benar kepada masyarakat, bukan saling mengklaim kerja-kerjanya.

Fernando juga menyarankan sebaiknya AHY berjuang supaya bagaimana bisa mendapat perhatian dari partai politik, dan berhasil diusung menjadi Capres 2024 dan melakukan kerja-kerja agar bisa meneruskan apa yang digagas oleh SBY.

"Bukan cara mengklaim apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi. Saya melihat ini sangat membodohi masyarakat dengan tindakan-tindakan seperti itu,” sarannya.

Lebih jauh kata Fernando, Jika AHY membandingkan SBY dan Jokowi berarti dirinya ingin melihat kelemahan kepemimpinan orang lain dan menonjolkan dirinya. Hal seperti ini menjadi catatan buruk, bahwa dirinya tidak layak menjadi pemimpin.

BACA JUGA:Kemendagri Minta Pemda Jangan Ragu Gunakan BTT untuk Pengendalian dan Penanganan Dampak Inflasi

“Karena bagaimanapun juga nanti ketika berhasil menjadi pemimpin, maka yang dilihat itu kegagalan pemerintah sebelumnya bukan bagaimana melanjutkan apa yang sudah dilakukan dan apa yang belum tuntas dilanjutkan,” tandasnya.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: