Susi Pudjiastuti Usulkan Lembaga yang Tidak Penting Dibubarkan Ketimbang Menaikkan Harga Pertalite

Susi Pudjiastuti Usulkan Lembaga yang Tidak Penting Dibubarkan Ketimbang Menaikkan Harga Pertalite

Susi Pudjiastuti-Instagram @susipudjiastuti115-

JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite mendapat tanggapan dari sejumlah pihak.

Sebagaimana diketahui, harga BBM jenis Pertalite saat ini adalah Rp 7.650 per liter. Beredar kabar harga Pertalite akan dinaikkan hingga Rp 10.000 per liter.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti salah satu yang ikut menanggapi hal itu.

Dalam cuitannya di sosial media twitter melalui akun @susipudjiastuti yang terpantau Rabu (24/8/2022), Susi mengatakan pemerintah sebaiknya melakukan penghematan dalam pengeluaran negara ketimbang menaikkan harga Pertalite.

BACA JUGA:Bikin Baper! Nicholas Saputra Makan Sepiring Bareng Ariel Tatum

Susi menyebutkan, salah satu contoh penghematan yang bisa dilakukan yaitu membubarkan lembaga-lembaga yang tidak penting.

Selain itu, bisa juga dwngan melakukan merger terhadap kementerian/lembaga yang tupoksinya hampir sama.

Susi menambahkan, institusi pemerintah juga perlu melakukan penghematan agar anggaran tidak berat.

+++++



"Bubarkan lembaga2/ komisi2 yg tidak diperlukan & tidak signifikan keberadaannya. Bila perlu Departemen di Merge. Kejakgung & Kemenkumham, Deperindag & Industri jdkan direktorat Dagli dll," ujar Susi Pudjiastuti.

Sebagaimana diketahui, rencana kenaikan harga BBM bersubsidi, Pertalite maupun Solar, sudah di depan mata. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan terang-terangan menyebut pengumuman harga BBM naik akan dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pekan ini.

Luhut dalam kuliah umum di Universitas Hasanuddin, Jumat (18/8/2022), harus diakui, pemerintah seperti tak punya pilihan lain karena harga minyak mentah dunia melonjak setelah perang Rusia-Ukraina. Hal itu berpotensi membuat belanja subsidi energi semakin membengkak.

Jadi, kata Luhut, presiden sudah mengindikasikan tidak mungkin kita mempertahankan demikian karena harga BBM kita termurah se-kawasan dan itu beban untuk APBN.

BACA JUGA:Tenyata Gerak-Gerik Putri Candrawathi di Kamar Brigadir J Bikin Ferdy Sambo Marah

Tahun ini pemerintah mengalokasikan subsidi energi sebesar Rp 502 triliun atau naik dari rencana awal yang hanya Rp 170 triliun. Sementara, harga BBM penugasan Pertalite masih ditahan di level Rp 7.650 per liter dan Solar bersubsidi Rp 5.150 per liter.

Jokowi sempat menyatakan harga keekonomian atau harga pasar Pertalite sebenarnya mencapai Rp 17.100 per liter. Ini berarti, pemerintah mensubsidi Rp 9.450 per liter selama ini.

Sejumlah pengamat memprediksi, harga BBM Pertalite minimal naik 30 persen menjadi Rp10 ribu per liter. Lalu, harga Solar bersubsidi naik lebih besar sekitar 55 persen menjadi Rp 8.000 per liter.

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: