Lebak Kembali Diguncang Gempa, Pemprov DKI Ingatkan Warga untuk Waspada

Lebak Kembali Diguncang Gempa, Pemprov DKI Ingatkan Warga untuk Waspada

Getaran gempa Sukabumi, Jawa Barat sampai ke wilayah Jakarta, Banten dan sekitarnya.-BMKG-


Lebak diguncang gempa lagi, masyarakat DKI Jakarta diminta tetap waspada.| Ilustrasi by BMKG|
 
JAKARTA, POSTINGNEWS.ID - Masyarakat Kabupaten Lebak, Provinsi Banten kembali diterjang gempa berkekuatan magnitudo 4,3 dan tidak menimbulkan kerusakan bangunan rumah dan infrastruktur umum.
 
"Gempa tektonik itu tidak menimbulkan korban jiwa maupun luka- luka," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Kabupaten Lebak Agus Reza Faisal di Lebak, Selasa 5 April 2022.
 
Menurut dia, gempa magnitudo 4,3 di Bayah terjadi pukul 15.37 WIB dengan kedalaman 64 kilometer dengan titik koordinat: 7.36 LS-106.05 BT dan tidak menimbulkan kerusakan.
 
 
BPBD Lebak hingga kini belum menerima laporan kerusakan bangunan akibat gempa yang berpusat di laut 52 Km dari barat daya Bayah. Selain itu juga gempa tektonik magnitudo 4,3 di pesisir Bayah tidak berpotensi gelombang tsunami.
 
+++++
 
Ia mengatakan, sebelumnya gempa di Bayah juga terjadi Jumat (1/4) berkekuatan magnitudo 5,1 yang berpusat di Bayah dan tidak ada kerusakan bangunan rumah maupun korban jiwa.
 
Gempa itu berada di koordinat 7.14 Lintang Selatan (LS)-106.01 Bujur Timur (BT) 35 km barat daya Bayah dengan kedalaman episentrum gempa 10 km.
 
 
Sementara itu BPBD DKI Jakarta mengingatkan warga yang tinggal di atas lapisan tanah dan bebatuan yang miring atau menonjol ke arah luar untuk lebih waspada saat musim hujan karena rawan longsor.
 
"Adanya lapisan tanah atau batuan yang miring ke arah luar," kata Kepala BPBD DKI Isnawa Adji saat menyampaikan lima ciri tanah rawan longsor selama musim hujan di Jakarta..
 
Selain itu, ciri kedua yakni adanya retakan tanah yang membentuk tapal kuda, selanjutnya adanya rembesan air pada lereng.
 
 
Ciri keempat, adanya pohon dengan batang yang terlihat melengkung dan kelima, perubahan kemiringan lahan yang sebelumnya landai menjadi curam.
 
Untuk mengantisipasi terjadinya tanah longsor, BPBD DKI mengimbau masyarakat, terutama yang berada di sekitar kawasan kali atau sungai untuk tidak membangun rumah di atas atau bawah atau di bibir tebing.
 
+++++
 
Kemudian, lanjut dia, tidak mendirikan bangunan di sekitar sungai, tidak menebang pohon di sekitar lereng, dan menghindari untuk pembuatan kolam atau sawah di atas lereng.
 
Tanah longsor, kata dia, bisa terjadi karena berbagai macam pemicu seperti curah hujan, gempa bumi, erosi hingga aktivitas manusia.
 
Isnawa menambahkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan informasi potensi gerakan tanah di Jakarta setiap bulan melalui analisa data curah hujan yang dikeluarkan oleh BMKG, yang kemudian disadur oleh BPBD DKI untuk diinformasikan ke masyarakat.
 
"Sepanjang tahun 2017 hingga 2021 terdapat total sebanyak 57 kejadian tanah longsor yang tersebar di berbagai lokasi di Jakarta," ujar Isnawa.
 
Lebih lanjut, Isnawa mengatakan, mayoritas kejadian tanah longsor terjadi karena intensitas curah hujan yang tinggi pada lokasi yang berada di sekitar kali atau sungai.
 
Tanah longsor, kata dia, paling banyak terjadi di wilayah Jakarta Selatan sebanyak 34 kejadian dan Jakarta Timur (21 kejadian).
 
Adapun untuk detail wilayah kelurahan yang paling banyak terjadi yakni di Srengseng Sawah sebanyak enam kejadian dan Ciganjur sebanyak empat kejadian.

 

Temukan konten Postingnews.Id menarik lainnya di Google News

Sumber: bpbd lebak