Habitat Menyusut di Mana-Mana, Harimau Sumatra Ternyata Masih Bertahan di Leuser Aceh
Studi terbaru menunjukkan harimau sumatra masih bertahan di Ekosistem Leuser Aceh meski habitat menyusut dan tekanan perburuan terus meningkat.-Foto: Figel et al. 2025, BKSDA-Aceh, DLHK-
JAKARTA, PostingNews.id — Populasi harimau dunia kian menyusut dari tahun ke tahun. Habitat mereka dipreteli, mangsa menghilang, perburuan liar tak sepenuhnya berhenti. Di banyak tempat, harimau kini hanya bertahan di sisa-sisa kecil wilayah yang dulu pernah mereka kuasai. Secara global, para peneliti memperkirakan harimau hanya menempati sekitar 5 hingga 10 persen dari habitat historisnya.
Sumatra tak luput dari cerita suram itu. Perambahan hutan dan deforestasi terus menekan ruang hidup satwa liar. Namun di tengah kabar buruk yang berulang, sebuah studi baru memberi secercah harapan. Penelitian yang terbit di jurnal Frontiers in Conservation Science pada 4 Desember 2025 menyebut populasi penting harimau sumatra yang terancam punah masih berpeluang bertahan, bahkan menunjukkan tanda-tanda sehat, khususnya di kawasan Ekosistem Leuser.
Makalah berjudul Sumatran tiger density estimates in the Leuser Ecosystem, Sumatra, Indonesia itu disusun berdasarkan pemantauan lapangan yang tidak sebentar. Para peneliti memasang kamera inframerah untuk melacak pergerakan harimau dan memperkirakan kepadatan populasinya berdasarkan jenis kelamin dan pola jelajah. Survei dilakukan sebanyak tiga kali dalam rentang waktu berbeda.
“Kami mendokumentasikan populasi harimau yang kuat, tampaknya termasuk yang paling sehat di pulau itu,” kata Joe Figel, penulis utama studi tersebut. Figel adalah ahli biologi konservasi yang bekerja bersama lembaga satwa liar dan kehutanan Indonesia.
BACA JUGA:Gas Dalam Negeri Kian Haus, Kuota Ekspor Mulai Ditekan Perlahan
“Bagi mereka yang berada di lapangan, tanggung jawab sekarang jatuh pada kita untuk menggandakan upaya dan melindungi mereka [harimau sumatra] secara memadai,” jelas Figel.
Dalam banyak hal, Leuser memang seperti rumah yang masih layak huni bagi harimau sumatra. Luasnya mencapai tiga kali lipat Taman Nasional Yellowstone dan menjadikannya habitat harimau terbesar yang tersisa di Pulau Sumatra. Lanskapnya beragam, mulai dari hutan dataran rendah hingga perbukitan dan pegunungan. Sekitar 44 persen wilayahnya masih diklasifikasikan sebagai hutan utuh.
“Kawasan ini juga lebih sering dipatroli oleh petugas kehutanan daripada hampir semua tempat lain di pulau ini,” kata Figel seperti dikutip dari laman EurekAlert.
Dalam penelitian ini, tim bekerja sama dengan masyarakat lokal yang tinggal di pinggiran kawasan penelitian. Kamera jebak dipasang di bagian utara Leuser yang berada di Provinsi Aceh. Pemantauan dilakukan dalam tiga periode. Sebanyak 34 kamera dipasang dari Maret hingga Mei 2023. Jumlahnya meningkat menjadi 59 kamera antara Juni dan Desember 2023. Pada periode terakhir, Mei hingga November 2024, sebanyak 74 kamera dibiarkan bekerja siang dan malam.
BACA JUGA:Gugatan Riwayat SMA Gibran Kandas, Hakim PN Jakpus Angkat Tangan
“Pemantauan kamera jebak multi-tahun sangat penting untuk memperkirakan parameter demografis utama harimau seperti kelangsungan hidup, perekrutan, masa tinggal, dan tingkat pertumbuhan populasi,” jelas Figel. “Dengan data ini – dan hanya dengan data ini – kita dapat mulai mengevaluasi upaya konservasi.”
Hasilnya cukup mencolok. Selama masa pemantauan, tim menangkap 282 gambar harimau sumatra yang cukup jelas untuk diidentifikasi. Dari pola garis-garis tubuhnya, para peneliti mengidentifikasi 27 individu, terdiri atas 14 betina, 12 jantan, dan satu individu dengan jenis kelamin yang belum diketahui. Jumlah ini menunjukkan ketersediaan mangsa yang memadai untuk menopang kehidupan harimau.
Dalam rata-rata pemotretan, harimau betina dan jantan masing-masing tertangkap kamera sekitar 14 dan 16 kali. Kepadatan betina yang tinggi menjadi indikator penting. Bagi para peneliti, ini menandakan sistem sosial yang sehat dan kualitas habitat yang memungkinkan betina membesarkan hingga tiga kali anak harimau dalam kurun satu dekade.
Pada sesi survei enam bulan di tahun 2023, kamera jebak bahkan merekam tiga kelompok anak harimau yang berbeda. Dua anak yang awalnya terpotret bersama kemudian terlihat kembali secara terpisah saat sudah dewasa, menandakan tingkat kelangsungan hidup yang baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News