Euforia Kripto Meledak Lalu Ambrol, Trader Ritel Menutup 2025 dengan Luka
Pasar kripto sempat euforia di 2025, namun berakhir pahit. Bitcoin turun, valuasi anjlok, dan trader ritel dipaksa ubah strategi.-Foto: Forbes-
“Saya percaya pada aset ini dalam jangka panjang,” kata Arrapalo. “Saya yakin dalam tiga kuartal ke depan, harganya akan kembali ke level di atas US$110.000.”
BACA JUGA:Hashim Sebut Prabowo Tak Punya Sejengkal Pun Lahan Sawit di Indonesia
Bagi Arrapalo, Bitcoin bukan sekadar alat spekulasi. Ia memperlakukannya layaknya dana pensiun, bahkan membandingkannya dengan 401(k) yang berpotensi melonjak. Sekitar 80 persen portofolionya berada di properti sewaan, 15 persen di kripto, dan sisanya di dana pensiun.
Morales di Madrid juga tak berniat hengkang. Ia memilih pelan-pelan menata ulang sikapnya. Volatilitas yang ia alami sepanjang tahun justru menjadi pelajaran.
“Saya belajar betapa volatilnya pasar,” katanya. “Hal itu membuat saya lebih sadar untuk tidak bereaksi berlebihan.”
Di penghujung tahun, pasar kripto memang tak memberi jawaban tunggal. Ada yang masih memeluk keyakinan jangka panjang, ada yang berburu peluang di pinggiran, dan ada pula yang menahan napas sambil menunggu arah baru. Yang jelas, euforia saja tak lagi cukup. Tahun ini mengajarkan bahwa di dunia kripto, harapan tinggi bisa berbalik tajam, dan kesabaran sering kali menjadi aset yang paling mahal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News