Gus Yahya tak Menampik Isu Tambang Jadi Pintu Masuk Kekacauan PBNU
Gus Yahya menilai isu tambang mungkin memicu kekacauan PBNU, namun menyebut ada persoalan lain yang ikut menyulut konflik internal organisasi.-Foto: IG @yahyacholilstaquf-
JAKARTA, PostingNews.id – Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya akhirnya menanggapi isu yang berseliweran soal biang keladi pecahnya internal organisasi. Ia tak menampik bahwa urusan konsesi tambang ikut menyulut kegaduhan, tetapi menurutnya bukan itu satu-satunya sumber masalah.
"Mungkin saja, tapi bukan cuma itu. Ada yang lain," ujar Gus Yahya setelah rapat koordinasi di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis 11 Desember 2025.
Gus Yahya tidak memerinci apa yang ia sebut sebagai perkara lain tersebut. Ia memilih menahan penjelasan, seakan mengetahui bahwa membedah akar kekisruhan PBNU bukan urusan satu-dua kalimat. Konflik yang kini membelah tubuh organisasi itu memang berlarut-larut dan belum menemukan tutupnya. "Panjang kalau itu kita harus rapat sampai berjam-jam," kata dia.
Mengenai konsesi tambang, Gus Yahya menyatakan siap mengembalikannya kepada pemerintah sepanjang keputusan itu dibahas bersama dan tidak dibuat secara sepihak. "Iya, itu enggak masalah, tetapi semua harus dibicarakan bersama, karena keputusannya ini juga keputusan bersama," katanya.
BACA JUGA:Lingkungan Rusak Berat, Satya Bumi Minta Pemerintah Tak Lagi Beri Diskon Sanksi untuk 3 Korporasi di Tapsel
Konflik internal yang makin keras membuat organisasi terbelah. Meski begitu, Gus Yahya menolak menyebut kondisi ini sebagai perkubuan atau perang dua kelompok. Ia berulang kali menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin membawa PBNU pada model tarik-menarik yang memecah jamaah.
"Pertama, kami tidak menyikapi masalah ini sebagai kubu mengkubu. Kami menghindari, menghindari persepsi sebagai kubu. Kami hanya ingin mempertahankan integritas tatanan organisasi. Itu saja," ucapnya.
Gus Yahya mengaku sudah berupaya membuka pintu dialog. Ia menyebut telah berulang kali meminta waktu untuk bertemu Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. Bahkan ia sudah mendatangi Wakil Rais Aam, K.H. Afifuddin Muhajir, guna memohon kesempatan komunikasi langsung dengan pucuk Syuriyah tersebut. Namun sampai kini jalur itu belum terbuka.
"Kami yang mengirim utusan untuk bisa berkomunikasi dengan Rais Aam sebetulnya, tapi belum ada hasil," ujar Gus Yahya.
BACA JUGA:Mau Nikahi Gadis 24 Tahun, Mbah 74 Tahun Sodorkan Mahar Ratusan Miliar Versi Kertas Kosong
Dalam suasana organisasi yang makin menegang, pernyataan-pernyataan ini menunjukkan bahwa konflik PBNU bukan sekadar soal tambang. Ada lebih banyak lapisan persoalan yang saling tumpang tindih, dan seluruhnya menunggu diselesaikan dengan kepala dingin—jika pintu dialog akhirnya terbuka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News