Aceh Menangis: Korban Jiwa Tembus 156 Orang, Ratusan Ribu Warga Terisolasi di Tengah Kepungan Banjir
DPR menyebut banjir Sumatera sebagai anomali. BMKG jelaskan curah hujan sebulan turun dalam sehari hingga menyebabkan korban dan kerusakan besar.-Foto: Antara-
POSTINGNEWS.ID --- Bencana hidrometeorologi (banjir dan longsor) yang melanda Provinsi Aceh kian memburuk dan kini berstatus darurat kemanusiaan. Data terbaru yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Senin (1/12) sore melukiskan situasi yang memilukan.
Angka kematian terus merangkak naik, sementara akses ke wilayah terdampak lumpuh total. Aceh Utara menjadi titik dengan konsentrasi pengungsi terbesar, di mana warga terpaksa bertahan dengan logistik yang terbatas.
Berikut adalah 4 fakta terkini mengenai perkembangan penanganan bencana di Serambi Mekkah:
BACA JUGA:Data Basarnas Beda dengan BNPB, Korban Banjir Sumatera Ternyata Lebih Banyak dari Perkiraan
1. Korban Jiwa & Orang Hilang Terus Bertambah
Laporan dari lapangan menunjukkan lonjakan angka korban yang signifikan akibat longsoran tanah dan arus banjir yang deras.
Meninggal Dunia: 156 Jiwa.
Hilang: 181 Orang (masih dalam pencarian).
BNPB menyebutkan bahwa peningkatan jumlah korban hilang ini dipicu oleh laporan susulan dari masyarakat yang anggota keluarganya belum kembali. Sebaran korban meluas mulai dari Bener Meriah, Aceh Tengah, Pidie Jaya, Bireuen, hingga Nagan Raya.
BACA JUGA:Monas Bersiap Padat, Reuni 212 Buka dengan Salat Gaib untuk Korban Banjir
2. Setengah Juta Warga Mengungsi
Skala pengungsian kali ini sangat masif. BNPB mencatat total pengungsi sementara mencapai 479.300 jiwa.
Wilayah Kabupaten Aceh Utara menanggung beban terberat dengan menampung lebih dari 107.305 pengungsi. Kondisi di kamp pengungsian menjadi perhatian utama mengingat risiko penyakit dan keterbatasan air bersih.
BACA JUGA:Prabowo Nilai Status Darurat Daerah Sudah Cukup, Padahal Korban Banjir Sumatera Tembus 400 Jiwa
3. Jalur Darat Lumpuh, Kota-Kota Terisolasi
Upaya penyelamatan terhambat oleh infrastruktur yang hancur lebur. Akses utama antar-kabupaten/kota putus total, membuat distribusi bantuan lewat darat nyaris mustahil.
Jalur Putus: Perbatasan Sumatra–Aceh Tamiang, Gayo Lues–Aceh Tamiang, dan Bireuen–Takengon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News