Purbaya Guyur Bank Rp 76 Triliun, Tapi Dunia Usaha Masih Betah Nge-rem
Pemerintah menambah suntikan Rp76 triliun ke bank, tapi kredit tetap seret dan dunia usaha masih menahan ekspansi.-Foto: Antara-
JAKARTA, PostingNews.id — Perekonomian lagi seret napas, tapi pemerintah malah ngegas terus. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa kembali menyiram perbankan dengan duit segar Rp 76 triliun. Ini setelah sebelumnya kas negara Rp 200 triliun sudah dipindah duluan ke bank-bank, ibarat ngelempar ember terakhir ke tanaman yang tetap aja layu.
Masalahnya, menurut catatan Bank Indonesia, kredit di Oktober 2025 bukannya ngacir, malah melambat. Pertumbuhannya turun jadi 7,36 persen dari 7,7 persen bulan sebelumnya. Singkatnya, duit banyak, tapi dunia usaha masih ogah ambil.
Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, langsung nyeletuk bahwa data BI seharusnya bikin pemerintah berhenti merasa cukup dengan suntik-suntikan dana. “Sekadar menginjeksi dana saja tidak akan mempengaruhi kredit dan ekspansi dunia usaha,” kata Wijayanto kepada wartawan, Senin, 24 November 2025.
Wijayanto bilang pemerintah mesti ngebenerin sisi permintaan. Kalau enggak, jangan salahkan kalau uang yang disebar ujung-ujungnya cuma dipakai bank buat belanja Surat Berharga Negara. Duit muter di lingkaran yang sama, ekonomi tetap gitu-gitu aja.
BACA JUGA:Sidang Etik Pemilu Hampir Terjadi Tiap Hari, DKPP Curhat Sampai Lembur Layani Perkara
Sementara itu, BI ngasih laporan lain yang bikin situasi makin jelas. Undisbursed loan atau pinjaman yang sudah dijanjikan tapi belum dicairkan mencapai Rp 2.450,7 triliun, hampir seperempat dari plafon kredit. Gubernur BI Perry Warjiyo bilang dari sisi bank, kemampuan ngasih kredit masih oke banget. Rasio AL/DPK naik ke 29,47 persen, sementara DPK sendiri tumbuh 11,48 persen. Jadi persoalannya bukan di dompet bank.
Perry bilang pelaku usaha masih mikir panjang buat ekspansi. “Permintaan kredit yang belum kuat dipengaruhi oleh sikap pelaku usaha yang masih menahan ekspansi (wait and see), optimalisasi pembiayaan internal oleh korporasi, dan suku bunga kredit yang masih relatif tinggi,” ujar Perry.
Nah, tambahan Rp 76 triliun itu dibagi rata ke empat bank besar. Bank Mandiri, BRI, dan BNI kebagian Rp 25 triliun masing-masing, sementara Bank DKI cuma kebagian Rp 1 triliun. Dengan suntikan baru ini, total kas negara yang numpang di perbankan tembus Rp 276 triliun.
Purbaya mengklaim langkah ini buat ngegedein base money. Ia bilang efek pertama sempat muncul, M0 naik ke sekitar 13 persen pada September. Namun Oktober langsung melempem ke sekitar 7 persen. Jadi ia lanjut nambah amunisi. “Makanya saya tambah lagi nih Rp 76 triliun ke perekonomian hari Jumat lalu. Jadi ada gas lagi sedikit di ekonomi,” kata Purbaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News