Jakarta Genjot Pengembangan Wellness Tourism, Targetkan Masuk Happy City Index 2027

Jakarta Genjot Pengembangan Wellness Tourism, Targetkan Masuk Happy City Index 2027

Wellness Tourism Jakarta --

“Acara ini baik karena menginisiasi penyatuan berbagai sumber daya—keahlian, budaya, maupun sumber daya alam—untuk mewujudkan Jakarta sebagai Southeast Asia Wellness Hub,” jelasnya.

 

Inggrid menyoroti bahwa Jakarta selama ini masih dianggap sebagai kota transit dengan rata-rata lama tinggal sekitar 1,6 hari. Ia menilai hal ini perlu diubah. “Jakarta tidak boleh hanya menjadi kota transit. Wisatawan harus bisa mendapatkan pengalaman berkesan dan bermanfaat untuk wellness dan well-being mereka,” katanya.

Ia juga menerangkan kaitan wellness dengan indeks kebahagiaan Jakarta. Menurutnya, kemacetan, polusi, dan kebisingan menjadi faktor rendahnya tingkat kebahagiaan warga.

“Wellness hub ini diharapkan bisa meningkatkan happy index Jakarta. Kalau masyarakat lebih sehat, mereka biasanya lebih bahagia,” ujarnya.

Pengembangan wellness tourism, lanjut Inggrid, tidak hanya berdampak pada wisatawan tetapi juga pada kualitas kesehatan warga Jakarta sendiri.

“Kalau well-being masyarakat meningkat, otomatis tingkat kebahagiaan kota naik. Itu tujuan besar dari inisiatif ini,” sebutnya.

Di penghujung acara, pendiri Penn Jakarta dan Etnaprana Wellness, Agnes Lourda Hutagalung, menekankan pentingnya menjadikan wellness sebagai kebutuhan dasar masyarakat urban.

“Wellness kini bukan lagi gaya hidup, tetapi kebutuhan masyarakat modern untuk menjaga kesehatan tubuh, pikiran, dan emosi,” ujarnya.

Lourda juga mengapresiasi perhatian pemerintah provinsi terhadap sektor ini.

“Kami melihat ada perhatian besar dari Pemprov DKI terhadap pengembangan wellness, dan ini menjadi momentum penting untuk menjadikan Jakarta pusat wellness yang diakui secara regional,” tambahnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Share