Surya Paloh Angkat Topi untuk Keluarga Cendana Atas Gelar Pahlawan Soeharto

Surya Paloh Angkat Topi untuk Keluarga Cendana Atas Gelar Pahlawan Soeharto

Surya Paloh ucapkan selamat kepada keluarga Soeharto atas gelar pahlawan nasional. Ia memilih tak berkomentar banyak soal keputusan pemerintah.-Foto: IG @suryapaloh.id-

JAKARTA, PostingNews.id — Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh memberikan ucapan selamat kepada keluarga Presiden ke-2 RI, Soeharto, atas penganugerahan gelar pahlawan nasional yang diberikan pemerintah. Momen itu ia sampaikan di sela-sela acara puncak perayaan Hari Ulang Tahun ke-14 Partai NasDem yang digelar di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa, 11 November 2025.

“Kita ucapkan selamat kepada keluarga besar Pak Harto, ya, atas pemberian gelar pahlawan nasional oleh pemerintah kepada Pak Harto, ya,” ujar Surya Paloh di hadapan awak media. Ia tidak memberikan tanggapan lebih jauh terkait keputusan pemerintah yang menetapkan Soeharto sebagai pahlawan nasional.

Sebelumnya, Istana Kepresidenan resmi mengumumkan pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto pada Senin, 10 November 2025. Gelar tersebut diberikan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan dan didasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional yang ditetapkan di Jakarta pada 6 November 2025.

Soeharto ditetapkan sebagai pahlawan nasional di bidang perjuangan bersenjata dan politik. Pemerintah menilai kiprahnya menonjol sejak masa-masa awal kemerdekaan Indonesia.

BACA JUGA:Sampah Plastik Indonesia Mengembara hingga Afrika, Laut Kini Menagih Pertanggungjawaban

Dalam upacara penganugerahan yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, narator menjelaskan, “Jenderal Soeharto menonjol sejak masa kemerdekaan. Sebagai wakil komandan BKR Yogyakarta ia memimpin pelucutan senjata di Jepang, Kota Baru 1945.”

Gelar pahlawan nasional untuk Soeharto diberikan bersamaan dengan sembilan tokoh lain, di antaranya Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, ulama besar KH Muhammad Kholil, serta aktivis buruh Marsinah. 

Pemberian gelar tersebut memunculkan beragam tanggapan publik, mulai dari apresiasi hingga kritik, namun pemerintah menegaskan keputusan ini merupakan bentuk penghargaan atas jasa para tokoh yang dianggap berkontribusi besar terhadap bangsa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News