Megawati: Saya Tak Punya HP, Takut Diintelin Orang Berniat Buruk
Megawati ungkap alasan tak punya HP karena merasa banyak yang ingin tahu dirinya tapi tak semua berniat baik. Sindir juga orang yang sibuk main ponsel.-Foto: IG @genbanteng-
JAKARTA, PostingNews.id — Dalam seminar internasional memperingati 70 tahun Konferensi Asia-Afrika di Blitar, Jawa Timur, Sabtu, 1 November 2025, Presiden kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri kembali mencuri perhatian. Di hadapan para akademisi dari 30 negara, Megawati dengan gaya khasnya yang lugas dan jenaka mengaku bahwa hingga kini ia tidak memiliki telepon genggam pribadi.
Ia mengungkapkan alasannya dengan nada berkelakar namun sarat makna. “Saya selalu pikir ada undang-undang buat HP. I don’t have HP because, do you know why? Karena saya orang yang dicari. Do you understand what I mean? Everybody wants to know me, but not everybody is a good person. Jadi saya enggak punya HP, enggak. Kalau orang bilang ngintel, intel or spying,” kata Megawati sambil tersenyum.
Pernyataan itu sontak membuat para peserta seminar tertawa, tetapi di balik candaannya, tersimpan pesan yang lebih dalam. Megawati seolah ingin mengingatkan publik tentang pentingnya menjaga privasi di tengah dunia yang kian transparan akibat teknologi. Ia menyinggung bahwa tidak semua orang yang ingin tahu tentang dirinya memiliki niat baik.
Namun, pernyataan Megawati tak berhenti di situ. Ia kemudian menyoroti fenomena sosial yang menurutnya kini makin mengkhawatirkan, yaitu kebiasaan orang-orang yang terlalu sibuk dengan ponsel di mana pun mereka berada, bahkan di acara-acara penting.
BACA JUGA:Roy Suryo Tantang Polisi: Kalau Mau Tetapkan, Dari Dulu Silakan!
Ia menyindir mereka yang hadir secara fisik tetapi tidak benar-benar mendengarkan apa yang disampaikan pembicara.
“Untuk apa kalian datang, hah? Kalau ininya (menunjuk telinga) enggak dipakai untuk mendengarkan sesuatu yang menurut saya sangat berarti. Hanya nampang? Sorry for my friend, this is not for you, this is for my people. Juga kalian boleh ngomong, sekarang juga di luar negeri banyak yang begitu, orang serius tidak banyak lagi,” ujarnya dengan nada tegas namun tetap diselingi humor.
Megawati mengatakan bahwa ia prihatin melihat betapa banyak orang kini bergantung pada telepon genggam, sampai kehilangan kemampuan untuk hadir sepenuhnya di dunia nyata. Ia bahkan menyinggung bahwa seharusnya ada aturan khusus yang mengatur penggunaan ponsel, terutama dalam acara resmi dan kegiatan akademik.
Pesan Megawati terasa relevan dengan konteks zaman sekarang, ketika ruang digital sering kali mengalahkan ruang sosial yang nyata. Ia menegaskan bahwa terlalu asyik dengan teknologi justru bisa membuat manusia kehilangan makna dari kebersamaan, konsentrasi, dan empati.
BACA JUGA:Jokowi Sebut Whoosh Investasi Sosial, Demokrat: Siapa yang Bayar Kalau Bukan Negara?
Seminar peringatan 70 tahun KAA itu sendiri dihadiri puluhan akademisi dari berbagai negara Asia dan Afrika. Sebelum acara dimulai, para peserta sempat berziarah ke makam Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, yang juga merupakan penggagas utama Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955.
Dengan gaya khasnya yang campuran antara tegas dan jenaka, Megawati sekali lagi mengingatkan publik untuk tidak hanyut dalam arus modernitas tanpa kendali. Bagi Megawati, teknologi boleh maju, tetapi rasa kemanusiaan dan perhatian terhadap sesama tidak boleh hilang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News