Pemerintah Mau Bangun Ponpes Al Khoziny Pakai APBN, Menag: Memangnya Kenapa?

Pemerintah Mau Bangun Ponpes Al Khoziny Pakai APBN, Menag: Memangnya Kenapa?

Menag Nasaruddin Umar bela rencana renovasi Ponpes Al Khoziny pakai APBN, sebut negara wajib bantu lembaga keagamaan yang kena musibah.-Foto: IG @nasaruddin_umar-

JAKARTA, PostingNews.id – Pemerintah sedang jadi bahan omongan lagi. Gara-garanya, rencana merenovasi Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo pakai duit APBN bikin publik terbelah antara yang bilang “ya wajar lah” dan yang nyeletuk “lho, kok duit negara dipakai buat bangunan yang belum jelas penyebab ambruknya?”.

Menteri Agama Nasaruddin Umar mencoba jadi penengah. Menurutnya, membantu lembaga pendidikan keagamaan yang kena musibah bukanlah dosa fiskal. “Apakah salah kalau pemerintah membantu? Saya kira nanti ada penyesuaian-penyesuaian,” ujarnya usai konferensi pers di Jakarta, Selasa, 21 Oktober 2025.

Nasaruddin mengingatkan, pesantren bukan sekadar tempat ngaji. Ia menyebut lembaga seperti Al Khoziny punya jasa historis dan kultural dalam membentuk peradaban bangsa. Karena itu, negara wajib hadir agar roda pendidikan tetap berputar. 

“Santri itu kan juga manusia. Apalagi pesantren itu 300 tahun lamanya mengabdikan diri untuk menciptakan keadaban Indonesia. Tiba-tiba ada 1.200 orang, bangunannya rusak. Mereka mau belajar di mana? Sementara nenek moyangnya yang ikut menjadikan negeri ini,” katanya, menegaskan nada emosionalnya.

BACA JUGA:Survei IPO: Kepuasan Publik ke Prabowo 86 Persen, Gibran Hanya 29 Persen

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadhewa sudah mengangguk duluan soal penggunaan APBN buat membangun ulang pesantren yang ambruk pada 29 September dan menewaskan 63 orang itu. Tapi, ia lempar bola ke Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, alias Cak Imin, untuk keputusan final.

Cak Imin, yang memang terkenal gampang bilang “gas”, tak pakai mikir lama. Baginya, pembangunan ulang pesantren berusia 125 tahun itu urusan mendesak. “Ponpes Al Khoziny ini layak dibantu dengan APBN karena kalau jumlah santrinya 1.900 orang mau sekolah di mana? Mau dibiarkan di tenda?” katanya beberapa hari sebelumnya.

Tapi, di Senayan, beberapa anggota DPR minta pemerintah ngerem dulu. Mereka ingin penyebab runtuhnya bangunan itu ditelusuri tuntas sebelum proyek renovasi dimulai. Takutnya, ada kelalaian yang justru ketutup oleh semangat cepat-cepat membangun.

Cak Imin ogah nunggu lama. Baginya, urusan hukum biarlah jalan sendiri, sementara negara mesti segera menegakkan tenda belajar yang layak atau kalau bisa, tembok beneran. “Jadi tolong dibuka mata bahwa yang kita tolong adalah anak-anak negeri yang sedang belajar,” ujarnya.

BACA JUGA:Purbaya Tuduh Dana Jabar Rp4 Triliun Nganggur, Dedi Mulyadi Balas Pakai Data

Intinya, satu kubu ngomong soal tanggung jawab moral, kubu lain bicara soal tanggung jawab hukum. Dan di tengahnya, para santri Al Khoziny masih menatap reruntuhan sambil menunggu siapa yang duluan menepati tanggung jawab itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News