Antisipasi Ancaman Rusia, Swedia Bangun Cadangan Pangan Nasional

POSTINGNEWS.ID - Swedia resmi meluncurkan cadangan pangan nasional pertamanya sejak era Perang Dingin.

Kebijakan ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dengan Rusia pasca Swedia bergabung sebagai anggota NATO pada 2024.

Pemerintah Swedia mengalokasikan anggaran sebesar 575 juta kronor atau sekitar US$60 juta untuk pembangunan gudang penyimpanan biji-bijian darurat. Proyek ini difokuskan di wilayah utara yang dinilai memiliki nilai strategis bagi pertahanan nasional.

BACA JUGA:Kabar Duka! Dunia Kehilangan Shunsaku Tamiya, Legenda di Balik Mobil Mini 4WD

Menteri Pertahanan Sipil Swedia, Carl-Oskar Bohlin, menjelaskan bahwa langkah ini menjadi bagian dari strategi ketahanan nasional. Cadangan pangan tersebut akan menjadi tameng menghadapi potensi krisis akibat gangguan pasokan global maupun ancaman militer.

Pemerintah menegaskan bahwa penimbunan dilakukan secara terkontrol agar tidak mengganggu mekanisme pasar domestik.

Dewan Pertanian Swedia ditugaskan mengelola proses penyimpanan dan distribusi biji-bijian tersebut.

BACA JUGA:Bukan Cuma Noel yang Kena, KPK Siap Buru Siapa pun yang Kecipratan Duit Korupsi Kemnaker

Langkah Swedia ini mendapat dukungan luas dari anggota NATO lainnya, terutama negara-negara di Eropa Timur yang selama ini menghadapi tekanan dari Moskow. Mereka menilai cadangan pangan adalah bagian vital dari kesiapsiagaan nasional.

Kebijakan ini juga dianggap sebagai sinyal kuat bahwa Swedia siap menghadapi segala kemungkinan. Sejak bergabung dengan NATO, Stockholm memang memperkuat sistem pertahanannya di sektor pangan, energi, dan militer.

Pengamat keamanan Eropa menilai, pembangunan cadangan pangan akan memperkuat posisi Swedia dalam menghadapi krisis global.

Selain itu, kebijakan ini diharapkan bisa menekan inflasi bahan pokok jika situasi geopolitik semakin memburuk.

BACA JUGA:Purbaya Siap Rogoh APBN buat Bangun Ulang Ponpes Al Khoziny yang Ambruk

Dengan cadangan strategis tersebut, Swedia kini memasuki era baru dalam sistem pertahanannya—bukan hanya di bidang militer, tetapi juga ketahanan pangan yang menyeluruh.*