Deputi BGN Upayakan Perketat Pengawasan MBG Guna Cegah Korupsi

Deputi BGN Upayakan Perketat Pengawasan MBG Guna Cegah Korupsi

Deputi BGN Upayakan Perketat Pengawasan MBG Guna Cegah Korupsi --

POSTINGNEWS.ID - Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN), Tigor Pangaribuan, menyoroti soal ketakutan warga terkait korupsi di proyek Makan bergizi gratis (MBG) ini.

Hal ini diucapkan Tigor saat menghadiri forum diskusi bersama Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) terkait masalah-masalah MBG.

Tigor memaklumi kekhawatiran masyarakat, karena itu BGN mengupayakan akan menindak para oknum yang memanipulasi pelaporan keuangan.

 Menurutnya, peran penting BGN untuk cegah korupsi adalah dengan mengatur tata kelola keuangan yang transparan.

“Masalah di dapur itu bukan hanya karena (SPPG) tidak mengikuti SOP, tapi juga karena laporan keuangan yang tidak benar. Dua hal ini yang benar-benar kami jaga sekarang, yaitu korupsi dan tata kelola,” ujar Tigor.

Sebagai langkah pencegahan, BGN menerapkan sistem keuangan berbasis rekening virtual (VA) yang hanya dapat diakses oleh dua orang dalam setiap dapur. Sistem ini diibaratkan seperti satu ATM yang dipegang bersama, untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan dana.

 “Itu sebenarnya kita pasang supaya jangan (ada) dikorupsi,” jelasnya.

Tigor menegaskan bahwa langkah tersebut diperlukan demi akuntabilitas dan transparansi. 

“Banyak yang marah waktu kita buat begini, tapi harus begitu. Karena kalau tidak, orang tidak dikunci,” ujarnya.

Ia juga menyoroti tantangan yang dihadapi para tenaga muda yang diberi tanggung jawab besar dalam mengelola dana publik. 

Banyak dari mereka, kata Tigor, berusia sekitar 26–27 tahun dan sudah mengelola anggaran hingga miliaran rupiah.

 “Mereka ini sudah mengelola uang sampai 10 miliar, dan ternyata godaannya banyak,” ungkapnya.

Menurut Tigor, ada sejumlah kasus di mana tenaga muda tergoda oleh pihak luar untuk mengambil keuntungan pribadi, bahkan sampai dijanjikan tambahan pendapatan di luar gaji resmi.

 “Ada yang tergoda oleh yayasan, dijanjikan tambahan 20 juta tiap bulan. Tapi akhirnya kualitas kerja mereka menurun, dan ada yang sudah kami pecat juga,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News