Dari YouTube ke Jalanan, Kreator Konten dan Mahasiswa Bersatu Gedor DPR

Kreator konten dan mahasiswa bersatu desak DPR reformasi total. Tuntutan transparansi, penarikan TNI, hingga RUU Perampasan Aset menggaung di jalanan.-Foto: Story IG @estersincostan.-
JAKARTA, PostingNews.id – Bakda Asar, Senin, 1 September 2025, Jalan Gatot Subroto yang biasanya sesak oleh lalu lintas kini berubah menjadi panggung besar perlawanan sipil. Di hadapan gerbang megah Gedung DPR/MPR/DPD, yang kini tampak seperti benteng kekuasaan yang membisu, ratusan massa dari berbagai elemen masyarakat dan mahasiswa menyerukan ultimatum. Mereka menuntut satu hal, yakni reformasi total terhadap lembaga legislatif Republik Indonesia.
Tak seperti aksi biasa, kali ini tuntutan yang dibawa tidak lagi basa-basi. Mereka menuntut agar gerbang DPR dibuka. Bukan untuk sekadar masuk, tetapi untuk memaksa para wakil rakyat keluar dari persembunyian, menemui rakyat yang mereka wakili.
Di tengah barisan massa yang makin padat, sejumlah orator bergantian menaiki empat mobil komando yang dibawa peserta. Spanduk, poster, dan bendera kelompok aksi berkibar tinggi. Orasi mereka menggelegar dan tak terbendung:
“Katanya DPR rumah rakyat? Tapi, kami disambut beton,” teriak salah satu orator lantang.
Aksi ini diikuti oleh gabungan kelompok strategis mahasiswa: Aliansi BEM Nusantara, GMNI, Himpunan mahasiswa Indonesia, serta PMKRI. Poster-poster yang mereka bawa menyuarakan kemuakan yang terakumulasi lama: “Kembalikan TNI ke Barak”, “DPR jangan nantang rakyat”, Kurangi Menteri dan Wamen”.
Mereka juga mendesak agar DPR segera mengesahkan RUU Perampasan Aset sebagai simbol itikad membersihkan sistem dari kerak keserakahan.
Influencer Turun Gunung
Yang membedakan aksi ini dari sebelumnya adalah derasnya partisipasi publik figur. Bukan artis diam-diam, tapi kreator konten yang lantang bersikap. Di antaranya ada Ferry Irwandi, Ge Pamungkas, serta kakak beradik Jovial dan Andovi Da Lopez.
Mereka tidak datang untuk sekadar selfie atau konten. Mereka membawa pesan tajam, spanduk tegas, dan tuntutan rakyat. Poster yang mereka bawa berbunyi: “17+8 tuntutan rakyat: transparansi, reformasi, dan empati”.
Dari atas mobil komando, Ferry Irwandi menyerukan agar gerbang DPR dibuka. Ia mendesak agar para anggota dewan keluar dan menemui massa secara langsung. Namun ia juga mengingatkan demonstran agar tetap menjaga kedamaian. Aksi damai tetap harus dijaga dari provokasi.
Jovial dan Andovi Da Lopez membacakan isi lengkap dari “17+8 Tuntutan Rakyat”, yang kini telah menjadi semacam manifesto publik:
- Tarik TNI dari pengamanan sipil.
- Hentikan kriminalisasi demonstran.
- Usut kasus kematian Affan Kurniawan, Umar Amarudin, dan korban kekerasan lain lewat tim independen.
- Bekukan kenaikan gaji dan tunjangan DPR.
- Batalkan fasilitas baru dan pensiun anggota DPR.
- Buka transparansi anggaran: gaji, tunjangan, rumah, fasilitas.
- Libatkan KPK dalam pemeriksaan anggota DPR bermasalah.
Total ada 25 tuntutan, yang ditujukan langsung ke DPR dan pemerintah. Tak ada lagi ruang kompromi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News