CSR Hijau Tak hanya Soal Alam, Tapi Juga Kesejahteraan Sosial

CSR Hijau Tak hanya Soal Alam, Tapi Juga Kesejahteraan Sosial

Ilustrasi Berita--vritimes.com

JAKARTA, PostingNews.id - Di tengah isu kerusakan lingkungan yang terus meluas, muncul kisah-kisah perubahan dari desa-desa hutan yang bertransformasi bukan hanya secara ekologis, tapi juga sosial dan ekonomi.

LindungiHutan, sebuah startup konservasi berbasis komunitas, telah menjadi katalis perubahan di berbagai daerah pesisir dan hutan kritis di Indonesia, salah satunya di Desa Kartikajaya, Kendal, Jawa Tengah.

Adalah Pak Sururi, seorang petani sekaligus penjaga kawasan mangrove di Kartikajaya, yang menjadi representasi nyata dari dampak sosial program penanaman.

BACA JUGA:Bikin Kulit Sehat dan Glowing, Begini Cara Terbaik Menggunakan Sabun Minyak Zaitun

Dulu, kawasan pesisir ini sering dilanda banjir rob dan abrasi parah. “Kami tidak tahu harus berbuat apa. Tapi setelah belajar tentang mangrove dan mulai menanam bersama LindungiHutan, semuanya berubah perlahan,” ujar Pak Sururi.

BACA JUGA:5 Manfaat Sabun Minyak Zaitun untuk Kulit Sehat Alami

Kini, dengan lebih dari 50.000 bibit yang telah ditanam di kawasan tersebut, masyarakat mulai merasakan manfaat langsung, mulai dari tanah yang kembali subur, penghasilan tambahan sebagai penjaga hutan, hingga terbukanya ruang edukasi dan kunjungan untuk publik.

BACA JUGA:Ancaman Bom Pesawat Saudia Airlines Ternyata Dikirim Via Email dari India dalam Bahasa Inggris

Pak Sururi juga rutin memberikan edukasi kepada generasi muda agar peduli terhadap lingkungan, membuktikan bahwa konservasi bisa menjadi warisan lintas generasi.

Cerita serupa terjadi pula di daerah lain, seperti Tapak di Semarang dan Wonorejo di Surabaya, di mana proyek konservasi LindungiHutan turut menghidupkan ekonomi lokal.

Warga terlibat tidak hanya sebagai penanam pohon, tapi juga dalam aktivitas seperti pelatihan green skill, pengembangan UMKM berbasis lingkungan, dan ekowisata edukatif.

Menurut CEO LindungiHutan, Miftachur "Ben" Robani, pendekatan yang dilakukan selalu berbasis kebutuhan lokal. “Kami percaya masyarakat adalah garda terdepan pelestarian lingkungan.

Ketika mereka berdaya dan dilibatkan sejak awal, perubahan tidak hanya terjadi di alam, tapi juga dalam kehidupan mereka,” jelasnya.

Hingga pertengahan 2025, LindungiHutan telah menanam lebih dari 1 juta pohon, melibatkan 120+ lebih relawan, serta berkolaborasi dengan ratusan mitra dari sektor swasta, komunitas, hingga lembaga pendidikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: vritimes.com