Cak Fakta! Benarkah Kentang Hijau Mengandung Racun? Ini Kata Ahli

JAKARTA, PostingNews.id - Belakangan ini beredar kabar di media sosial mengenai meninggalnya pasangan WNI di Jepang yang diduga akibat mengonsumsi kentang bertunas.

Informasi ini kemudian dikaitkan dengan risiko keracunan senyawa berbahaya yang terkandung dalam kentang, yaitu glikoalkaloid seperti solanin dan chaconin.

Untuk meluruskan kabar tersebut, Dr. Andi Early Febrinda, dosen Supervisor Jaminan Mutu Pangan dari Sekolah Vokasi IPB University memberikan penjelasan, 

Kentang memang mengandung senyawa alami bernama glikoalkaloid, terutama solanin dan chaconin.

Senyawa ini berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tanaman untuk melindungi diri dari hama dan penyakit.

Namun, glikoalkaloid ini juga bisa berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah tinggi oleh manusia.

“Solanin bisa ditemukan di daun, kulit, daging umbi, dan terutama pada bagian tunas kentang,” jelas Dr. Andi dalam keterangan kepada media. 

BACA JUGA:Serangan Balik Mencekam! Israel Dibombardir 370 Rudal Iran, 224 Orang Tewas

“Kadar solanin bisa meningkat akibat penyimpanan yang salah, pemanenan kentang yang belum matang, atau paparan cahaya matahari yang berlebihan.”

Kenapa Kentang Berwarna Hijau dan Bertunas Berbahaya?

Warna hijau pada kentang menandakan adanya peningkatan kadar solanin. Begitu juga dengan munculnya tunas yang juga mengandung racun ini.

“Jika bagian hijau dan tunas ikut dimakan, racun bisa menyebar ke seluruh bagian kentang dan berisiko menyebabkan keracunan,” ujar Dr. Andi.

BACA JUGA:Penjualan Mobil Suzuki Naik 11% Selama Periode Mei 2025, Mayoritas Produksi Lokal

Keracunan solanin pada manusia dapat menimbulkan gejala seperti rasa terbakar di mulut, mual, muntah, kram perut, diare, hingga pendarahan internal.

Oleh karena itu, sangat penting untuk tidak mengonsumsi kentang yang berwarna hijau atau sudah bertunas.